loading...

10 Nov 2017

Mencari Alloh

Apakah ketemu  dengan Alloh harus sewaktu kita masih hidup? BETUL, agar kita mendapatkan suatu keyakinan, karena bagi orang yang sudah mendapat suatu keyakinan tidak akan terbawa oleh arus ombak sekalipun ombak itu besar. Berbicara masalah keyakinan harus sewaktu kita masih  hidup, setelah mati tidak ada tempat untuk membicarakan keyakinan tapi tempat  merasakan hasil buah  keyakinan.

Untuk ketemu dengan Alloh, jangan coba-coba menggunakan dengan mata lahir, sudah pasti tidak  akan bisa terjawab, karena melihat dengan mata lahir hanya bisa digunakan untuk melihat tanda yang diciptakan oleh Alloh.

Ketemu dengan Alloh tidak bisa tidak bisa digambarkan dengan   akal dan tidak bisa diucapkan dengan lisan, karena Alloh tidak sama dengan makhluknya. (LAISYA KAMISLIHI SYAI'UN)

Ada pernyataan, bukankah ketemu dengan Alloh setelah mati? BETUL, setelah mati,,,menurut ilmu tasawuf, ketemu dengan Alloh bukan setelah mati fisiknya, tetapi setelah mati penyakit bathinnya. Yang dimaksud  matinya penyakit bathin adalah bersihnya hati dari penyakit bathin.

Apakah ada orang yang sudah ketemu dengan Alloh sewaktu masih hidup? ADA, yaitu Rasululloh. Oleh-olehnya shalat lima waktu, Rasul berkata  “ROAA QOLBII ROBBII BINURI ROBBI” Artinya “Hatiku melihat Tuhan Ku dengan cahaya Tuhan Ku”.

Ada pernyataan, itu kan Nabi! justru dari pengalaman Nabi,  Nabi diutus untuk memberikan bimbingan atau petunjuk kepada ummatnya, agar umatnya bisa berjumpa atau ketemu dengan Alloh sewaktu masih hidup. Agar mendapatkan suatu keyakinan.

Kalau kita harus ketemu atau berjumpa dengan Alloh sewaktu kita masih hidup, berarti kita harus mencari Alloh, bahasa ini ternyata sesuai dengan salah satu ayat “WA’BUD ROOBAKA HATTA YA’TIYAKAL YAKIIN” yang artinya “carilah tuhan-Mu sampai ketemu, carilah tuhan-Mu sampai berjumpa dengan tuhan-Mu”.

Harus kemana kita mencari Alloh? Allih menjawab  “ WANAHNU AKROBU ILAIHI MIN HABLILWARID“ Artinya “Aku ini dekat, dekatnya Aku lebih dekat dari urat nadi”.

Kalau Alloh dekat dan lebih dekat dari pada urat nadi, dimana adanya? hadits menjawab “QOLBUL MU’MININ BAITULLAH“ ternyata yang disebut dekat itu adalah Alloh ada dalam hati kita, hati kita dijadikan Baitullah, hati kita  dijadikan rumahnya Allih, dan baitullah inilah yang menjadi tempat persembunyian Alloh dan tempat tinggal  Alloh.

Dalam hadits Qudsi di katakan ”(KUNTU KANJAN MAKHFIYAN FAAHBABTU AN U’ROFA FAKHOLAKTU KHOLKO LIKAE U’ROFA) artinya “Aku ini tersembunyi, sekalipun Aku tersembunyi Aku ingin dijumpai atau Aku ingin dikenal. Maka Aku ciptakan makhluk berupa manusia agar manusia menjumpai-Ku atau mengenal Ku”.

Sekalipun kita dekat dengan Alloh, hati  menjadi baitullah, hati menjadi tempat tinggal Allah dan menjadi tempat persembunyian Allah, namun manusia ada yang bisa berjumpa dengan Alloh, ada yang tidak bisa berjumpah dengan Alloh. Bisa berjumpa dengan Alloh, itu semata-mata karena kebersihan hatinya (Ma’rifat) dan ada pula yang tidak bisa berjumpa dengan Alloh karena kotornya hati (terhijab).

Bagi orang yang sudah berjumpa dengan Alloh berarti dia sudah bisa  kembali kepada Alloh sewaktu masih hidup, itulah yang dikatakan manusia yang sudah sempurna. Bagi orang yang sudah sempurna akan keluar dari ucapannya “Ucapanmu ucapan-Ku penglihatanmu penglihatan-Ku pendengaramu pendengaran-Ku“

Bimbo berucap “punya mata tapi tak melihat, punya telinga tapi tak mendengar, karena terhijabnya mata dan telinga  hatinya.

Carilah Tuhan-Mu Sampai Ketemu Sewaktu Masih  Hidup,

Agar Kita Mendapatkan Keyakinan, Yakin Dengan Sebenar-benarnya YAQIN

Oleh : DR. KH. Hasan Mud’is, MA
(Wakil Talqin TQN PP. Suryalaya silsilah ke-38 dan Dosen UIN Sunan Gunung Jati Bandung)

0 Comments:

Posting Komentar