Dzikir itu membuat hidup sehat,
Dzikir itu membuat hidup tenang,
Dzikir itu membuat hidup senang,
Dzikir itu mengubah yang males jadi rajin,
Dzikir itu mengubah yang galak jadi ramah,
Dzikir itu mengubah yang keras jadi lembut,
Dzikir itu mengubah yang bodoh jadi pinter,
Dzikir itu mengubah yang kikir jadi dermawan,
Dzikir itu mengubah seorang pemarah jadi pemurah,
Dzikir itu mengubah seorang pembenci jadi pecinta,
Dzikir itu mengubah seorang garang jadi penyayang,
Dzikir itu mengubah seorang penjahat jadi pahlawan kebaikan,
Dzikir itu mengubah seorang pendosa jadi panutan kesholehan,
Dzikir itu mengubah keburukan jadi kebaikan,
Dzikir itu mengubah kebiadaban jadi peradaban,
Dzikir itu mengubah kegelapan jadi terang-benderang,
Dzikir itu mengubah neraka jadi surga.
Jika ber-Dzikir tidak mengubah kehidupan menjadi lebih baik, seperti disebutkan di atas, tidak bisa dan: jangan menyalahkan Dzikir-nya!
Kalau Dzikir tapi hidup penyakitan, sering gelisah, sedih, masih suka males, tetep galak, keras, bodoh, kikir, pemarah, membenci, garang, jahat, pendosa, dan biadab, maka pasti ADA YANG SALAH dalam --atau ada yang KURANG MEMPERHATIKAN tata cara pelaksanaan Dzikir-nya, sebagaimana yang telah dicontohkan Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam dan para penerusnya dalam rantai Ahli Silsilah.
Dzikir yang mampu mengubah kehidupan menjadi lebih baik itu ialah Dzikir yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Sebelum Dzikir, sempurnakan wudhu-nya. Pastikan wudhu-nya seperti wudhu Kanjeng Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam, sebagaimana dipraktekkan dalam cara wudhu Hadrotus Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs [Abah Aos]. Sudahkah wudhu kita seperti wudhu Pangersa Abah Aos?
2. Dzikir Jahar-nya ada Dzikir Khofi-nya. Ketukan irama Dzikir Qoodiriyyahnya mengikuti ketukan irama Dzikir Naqsyabandiyyahnya. Suara lisan Dzikir-nya diisi dengan ingatan Dzikir di hatinya.
3. Jumlah bilangan Dzikir-nya sesuai 'hirqoh': tidak kurang dari 165 kali setelah sholat, lebih banyak lebih baik, kalau sedang sibuk boleh tiga tapi di-qodlo di waktu yang luang. Rumus umum agar Dzikirnya bisa mempercepat transformasi diri ke arah lebih baik ialah bilangan Dzikirnya di atas rata-rata dosis minimal (paling sedikit 165 x). Atau secara spesifik, formula jumlah Dzikir agar bisa meninggalkan bekas di kehidupan ialah [1] lebih banyak lebih baik; [2] lebih baik lebih daripada kurang, dan [3[ kualitas Dzikir itu ada di kuantitas Dzikirnya.
4. Dzikirnya dengan suara keras: baik keras ke dalam maupun keras keluar. Formula nada suara Dzikir yang berkualitas sedikitnya ada empat: [1] kalimat Dzikir diucapkan dengan tartil --tertib Tajwid; [2] lebih keras lebih baik; [3] irama suara keras-nya mengikuti irama suara yang dicontohkan Guru Agung Hadrotus Syeikh Pangersa Abah; [4] nada suaranya kompak antara imam-ma'mum bila sedang Dzikir berjamaah dan suara Dzikir ma'mum tidak lebih tinggi dari suara imam.
5. Pukulan Dzikirnya ter-arah. Keterarahan ini ditunjukkan dengan gerakan Dzikir-nya sesuai dengan yang telah dicontohkan saat pelaksaan Talqin --utamanya saat melakukan gerak Dzikir yang 3 x pertama. Ketika memasuki kegiatan Dzikir, gerakan Dzikir-nya terutama goyangan kepala, terarah dan searah dengan suara Dzikirnya. Gerakan terpokok yang mesti terarah ialah saat meng-itsbat-kan ILLALLOH ke arah dua jari di bawah susu kiri, ke hati. Pukulkan dengan kuat, seperti palu yang menghujam saat menancapkan paku: keras, tepat, berulang-ulang.
Demikianlah sharing haqqul yaqin ini, selamat mencoba.
Salam sayang kalian semua,
al Khoolish
0 Comments:
Posting Komentar