Sementara Qubro artinya besar, atau sama dengan akbar. Sehingga, kegiatan Dzikir Manaqib Qubro adalah kegiatan Dzikir akbar. ISTIQLAL-JAKARTA, 21 Februari 2016, matahari ceria memancarkan cahayanya yang hangat di seluruh permukaan kota Jakarta, suasana yang kondusif untuk memulai sebuah aktifitas.
Di pusat kota, tepatnya di Masjid Istiqlal, ribuan orang telah memadati masjid kebanggaan bangsa Indonesia. Sebagian besar jamaah wanita mengenakan busana muslimah putih-putih memenuhi sayap kiri aula utama, meninggalkan kesan hamparan landscape salju di atas dataran Kutub Utara. Di sayap kanan, corak warna-warni sangat kentara ditampilkan oleh balutan busana muslim jamaah pria yang menghadirkan keragaman kultur Indonesia.
Pagi itu, 21 Februari 2016 Masjid Istiqlal disesaki jamaah Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya (baca: TQN Suryalaya). Mereka akan menghadiri kegiatan Manaqib Qubra Syekh Abdul Qadir Al Jailani yang akan diselenggarakan di masjid yang menjadi simbol umat muslim Indonesia.
Ribuan jamaah hadir dari berbagai penjuru, 120 buah bus pariwisata yang berkapasitas 40-60 orang dari berbagai Kota dan Kabupaten berdatangan. Dari Ciamis, juga dari Tegal dan Pekalongan. Kota dan Kabupaten Bandung, juga Banten, Lampung dan Palembang. Ikhwan dan akhwat sekitar Jabodetabek berdatangan menjelang acara dimulai, mereka menggunakan transportasi pribadi dan umum.
Kegiatan manaqib sebenarnya sudah sering dilaksanakan oleh Jamaah TQN Suryalaya. Setiap tanggal 11 di semua bulan kalender hijriyah mereka berkumpul di pusat orbitnya, yaitu Pondok Pesantren Suryalaya, Desa Tanjungkerta, Kabupaten Tasikmalaya. Di pondok itu, berdiam Sang Mursyid tercinta, KH. M. Abdul Gaos Saefulloh Maslul atau yang akrab disapa Abah Aos .
Manaqib adalah proses latihan (riyadhah) yang harus dilakukan oleh Ikhwan-akhwat (murid-murid) TQN Suryalaya paling tidak sebulan sekali.
Di dalam ritual riyadhah itu dilakukan rangkaian pembacaan ayat suci Al Qur’an, Tanbih (nasehat) dari Syekh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad (pendiri Pondok Pesantren Suryalaya), Tawassul (rangkaian wirid dan do’a khas TQN Suyalaya) dan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jailani (biografi pendiri Tarekat Qadiriyyah). Kemudian dilanjutkan dengan tausiyah.
Biasanya rangkaian ritual di atas dilakukan oleh lima petugas yang berbeda.(*)