Prof. DR. KH. Jujun Junaedi bersama pengurus Yayasan Serba Bhakti Al Gaylanie |
Sejak usianya baru empat tahun, Jujun telah mulai menapaki karirnya sebagai seorang ‘Ajengan Cilik’. Bahkan cerita tentang lahirnya mubalig cilik, sempat menggegerkan tatar Pasundan.
Sekitar tahun 1970-an, nama Jujun telah menarik perhatian umat Islam. Gebrakannya cukup berhasil, sehingga pada waktu itu, banyak masyarakat yang membicarakan Jujun sebagai ‘anak ajaib’. Dakwah-dakwah KH. Jujun Junaedi yang unik sangat digemari masyarakat, terutama orang Sunda. Ciri khas-nya tidak banyak dimiliki oleh kebanyakan mubalig lainnya.
Pada kesempatan berkunjung di kota Palembang, 31 Januari 2016 seusai mengisi acara dan tausiyah "Damai Indonesiaku" di masjid Agung Palembang yang di gelar tv One, KH.Jujun Junaedi menyempatkan waktunya untuk menyambangi saudara seperguruannya K.H. As'ad Balkhi (Wakil talqin TQN Suryalaya) di Banten IV Plaju, dan memberikan tausiyah pada acara Manaqiban yang diadakan di masjid Nurul Yakin Banten Plaju Palembang.
Dalam tausiyahnya pada Manaqiban di Masjid Nurul Yakin Banten Plaju Palembang K.H.Jujun Junaedi mengatakan, thoriqoh itu amalan bukan aliran, maka dari itu kita harus senantiasa mengamalkan ajaran thoriqoh (TQN Suryalaya) yang kita pelajari selama ini dan senantiasa ber-istiqomah, dan sebagai orang yang sudah ber-thoriqoh, salah satu tugas kita adalah bagaiman kita bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat yang tidak mengetahui apa itu Thoriqoh.
Menurut K.H. Jujun Junaedi, dzkir yang paling afdhol dan utama adalah "La ilaha illallah", kalimat “Laa ilaha illallah” merupakan rukun Islam yang pertama, dan para ulama menjelaskan bahwa makna di dalam ayat ini menunjukkan bahwa kalimat “la ilaha illallah” itu adalah hal pertama yang wajib diketahui dan didahulukan dari rukun Islam yang lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi siapa saja yang mengucapkan “la ilaha illallah”, dan dia berharap wajah Allah dari ucapannya tersebut.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
K.H.Junjun Junaedi juga mengatakan , dengan mengamalkan dzikir, khataman, manaqiban dan amal shaleh yang lain baik secara lahiriyah maupun batiniah, maka Allah akan mengabulkan hajat-hajat kita. Amalkan dengan ikhlas dan bersabarlah. Dan salah satu ilmu yang telah diberikan oleh Pangersa Abah adalah dzikir Khofi. Setiap pekerjaan baik yang kita laksanakan, apabila diiringi dengan ingat kepada Allah, maka akan bernilai ibadah, tanpa diiringi dengan ingatan kepada Allah, meskipun shalat di depan Ka'bah, tiadalah artinya. "Shalat mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepuk tangan... [al-Anfal (8) : 35]
Oleh karena itu, marilah kita tunaikan shalat, laksanakan tugas sehari-hari disertai dengan dzikrullah (selalu ingat kepada Allah di dalam hati).
Seusai memberikan tausiyah-nya di masjid Nurul Yakin Plaju, K.H. Jujun Junaedi beserta rombongan menyempatkan diri bersilahturahmi ke Panti Asuhan Subullussalam yang dipimpin K.H.As'ad Balkhi, setelah berbincang-bincang sejenak dan menikmati durian asal palembang K.H.Jujun Junaedi beserta rombongan berpamitan untuk kembali ke Jakarta.(*)