loading...

DUNIA UNTUK AKHIRAT

Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia, segala bisnis yang ada di dalamnya, perniagaan, pekerjaan, juga permasalahan, kesulitan, persoalan hidup, cita-cita, planning, tujuan, oretan marketing, oretan organisasi, impian keluarga, diri pribadi, semua apa yang ada di dunia ini, seusungguhnya apa?

PERLUKAH KITA BERTHORIQOH ?

Habib Luthfi menerangkan bahwa qalbu manusia merupakan tempatnya lalai. Kelalaian inilah yang mengakibatkan seseorang itu berbuat hal yang tidak diridhai Allah dan tidak disukai Rasulullah Saw.

DI BALIK KETIDAKTAHUAN

Alloh memberi apa yg kita butuhkan, bukan apa yg kita inginkan. Lakukan bagianmu saja, dan Alloh mengerjakan bagian NYA.

Tentang DZIKIR yang Membekas

Dzikir yang mampu mengubah kehidupan menjadi lebih baik itu ialah Dzikir yang memenuhi syarat-syarat berikut:

DZIKIR SEBAGAI JALAN PENEBUSAN DOSA

”Mereka tidak berhak mendapat syafaat, (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Alloh) Yang Maha Pengasih.” (QS. Maryam/19 : Ayat 87)

23 Agu 2020

DI BALIK KETIDAKTAHUAN

 


Nabi NUH belum tahu, banjir akan datang ketika ia membuat kapal dan ditertawakan oleh kaumnya.


Nabi IBRAHIM belum tahu akan tersedia domba ketika pisau nyaris memenggal buah hatinya.


Nabi MUSA belum tahu, laut akan terbelah saat dia diperintah memukulkan tongkatnya.


Yg mereka tahu adalah, bahwa mereka harus patuh pada perintah ALLOH dan tanpa berhenti berharap yg terbaik.


Ternyata ... dibalik KETIDAKTAHUAN kita, ALLOH telah menyiapkan kejutan. 


Seringkali Alloh menolong dan memberi di detik-2 terakhir dalam pengharapan dan ketaatan hamba NYA


Jangan berkecil hati .... saat sepertinya belum ada jawaban doa. 

Karena kadang Alloh mencintai kita dgn cara2 yg kita tidak duga dan kita tidak suka.


Alloh memberi apa yg kita butuhkan, bukan apa yg kita inginkan. 


Lakukan bagianmu saja, dan Alloh mengerjakan bagian NYA.


Diantara makna

يا لطيف يا، لطيف، يا لطيف


Yang sering kita baca


الله يلطف بعباده من حيث لا يعلمون


Alloh lembut terhadap hamba -hamba NYA,  dan mereka tidak tahu.

HABIB LUTHFI : PERLUKAH KITA BERTHORIQOH ?


HABIB LUTHFI : PERLUKAH KITA BERTHORIQOH ?

Kamis, 23 Jul 2020


“Pentingnya thariqah adalah untuk mengobati setiap ghaflah (lalai). Kelalaian yang terletak di setiap qalbu manusia,” demikian tutur Habib Luthfi dalam salah satu ceramahnya.


Habib Luthfi menerangkan bahwa qalbu manusia merupakan tempatnya lalai. Kelalaian inilah yang mengakibatkan seseorang itu berbuat hal yang tidak diridhai Allah dan tidak disukai Rasulullah Saw.


Ghaflah itu akan memunculkan aneka penyakit hati diantaranya kesombongan, bangga diri, dengki, hasad dan penyakit hati lainnya.


“Semua itu letaknya tidak di mulut, tidak di mata, bukan di telinga. Tapi fil qulub (di dalam qalbu),” imbuh Habib Luthfi.


Jika kita setiap hari kita menyucikan diri kita dengan air wudhu, membersihkan badan dengan mandi. Maka sudah sejauh mana kita sebenarnya memandikan qalbu kita setiap hari.


“Kalau mandi dan wudhu itu jelas ada alatnya yakni air. Seperti air sumur, air sungai, air laut dan lain sebagainya sebagaimana di dalam kitab Taqrib. Lalu alat untuk membersihkan qalbu itu apa?,” tutur pimpinan World Sufi Forum itu menjelaskan lebih lanjut.


أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ


Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Ar-Ra’d, Ayat 28)


Ulama yang dikenal sangat nasionalis itu mengungkapkan bahwa Laa Ilaha Illa Allah itu diantara fungsinya ialah untuk membersihkan qalbu. Kalimat Laa Ilaha Illa Allah bisa mengikis ke-ghaflah-an kita kepada Allah Swt.


Yang Paling Dikhawatirkan


Dan yang paling mengkhawatirkan sekali, kata Habib Luthfi, ialah jangan sampai ghaflah ini ketika waktu naza’ (ketika nyawa dicabut).


“Jangan sampai kita karena tidak terbiasa akhirnya lupa apa itu Laa Ilaha Illa Allah, apa Allah Allah,” Habib Luthfi mengingatkan sambil memohon perlindungan kepada Allah Swt.


Maka di sinilah perlunya thariqah. Thariqah itu untuk membersihkan ghaflah kita kepada Allah Swt.


“Kapan kita membersihkan hati kita?,” tegas ulama yang masuk dalam 50 tokoh muslim paling berpengaruh di dunia.


Seluruh thariqah intinya sama, yaitu tashfiyatul qulub (membersihkan qalbu). Untuk melaksanakan salah satu rukun agama yaitu Ihsan.


أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ


Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. Jika tidak mampu maka sesungguhnya Dia melihatmu. (HR. Bukhari).


Habib Luthfi, menjelaskan lebih lanjut, bahwa jika kita tidak bisa melaksanakan yang pertama. Yakni Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya. Maka kita bisa mencoba untuk merasa dilihat dan didengar oleh Allah Swt.


Untuk selalu ingat kepada Allah dan Rasulullah diakui Habib Luthfi bukan hal yang mudah. Terlebih tanpa dilatih dengan dzikir yang banyak dan konsisten. Apalagi tanpa perantara guru (Mursyid) yang mengajarkan dan mengantar wushul kepada Allah.


Guru kita adalah perantara yang mengantar kita bertemu dengan Allah Swt. Sebagaimana Nabi Saw dituntun oleh malaikat Jibril ketika peristiwa Mi’raj.


“Kita perlu guru Mursyid yang menuntun kita untuk mi’raj, sehingga menemukan Laa Ilaha Illa Allah Muhammaddur Rasulullah,” ungkap ulama Pekalongan tersebut.


Dengan berthariqah, kita merasa diawasi oleh Allah sehingga akan mengurangi maksiat yang kita lakukan. Ada rasa malu kepada Allah Swt.

Tentang DZIKIR yang Membekas



 Dzikir itu membuat hidup sehat,

Dzikir itu membuat hidup tenang,

Dzikir itu membuat hidup senang,

Dzikir itu mengubah yang males jadi rajin,

Dzikir itu mengubah yang galak jadi ramah,

Dzikir itu mengubah yang keras jadi lembut,

Dzikir itu mengubah yang bodoh jadi pinter,

Dzikir itu mengubah yang kikir jadi dermawan,

Dzikir itu mengubah seorang pemarah jadi pemurah,

Dzikir itu mengubah seorang pembenci jadi pecinta,

Dzikir itu mengubah seorang garang jadi penyayang,

Dzikir itu mengubah seorang penjahat jadi pahlawan kebaikan,

Dzikir itu mengubah seorang pendosa jadi panutan kesholehan,

Dzikir itu mengubah keburukan jadi kebaikan,

Dzikir itu mengubah kebiadaban jadi peradaban,

Dzikir itu mengubah kegelapan jadi terang-benderang,

Dzikir itu mengubah neraka jadi surga.


Jika ber-Dzikir tidak mengubah kehidupan menjadi lebih baik, seperti disebutkan di atas, tidak bisa dan: jangan menyalahkan Dzikir-nya!


Kalau Dzikir tapi hidup penyakitan, sering gelisah, sedih, masih suka males, tetep galak, keras, bodoh, kikir, pemarah, membenci, garang, jahat, pendosa, dan biadab, maka pasti ADA YANG SALAH dalam --atau ada yang KURANG MEMPERHATIKAN tata cara pelaksanaan Dzikir-nya, sebagaimana yang telah dicontohkan Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam dan para penerusnya dalam rantai Ahli Silsilah.


Dzikir yang mampu mengubah kehidupan menjadi lebih baik itu ialah Dzikir yang memenuhi syarat-syarat berikut:


1. Sebelum Dzikir, sempurnakan wudhu-nya. Pastikan wudhu-nya seperti wudhu Kanjeng Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam, sebagaimana dipraktekkan dalam cara wudhu Hadrotus Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs [Abah Aos]. Sudahkah wudhu kita seperti wudhu Pangersa Abah Aos?


2. Dzikir Jahar-nya ada Dzikir Khofi-nya. Ketukan irama Dzikir Qoodiriyyahnya mengikuti ketukan irama Dzikir Naqsyabandiyyahnya. Suara lisan Dzikir-nya diisi dengan ingatan Dzikir di hatinya.


3. Jumlah bilangan Dzikir-nya sesuai 'hirqoh': tidak kurang dari 165 kali setelah sholat, lebih banyak lebih baik, kalau sedang sibuk boleh tiga tapi di-qodlo di waktu yang luang. Rumus umum agar Dzikirnya bisa mempercepat transformasi diri ke arah lebih baik ialah bilangan Dzikirnya di atas rata-rata dosis minimal (paling sedikit 165 x). Atau secara spesifik, formula jumlah Dzikir agar bisa meninggalkan bekas di kehidupan ialah [1] lebih banyak lebih baik; [2] lebih baik lebih daripada kurang, dan [3[ kualitas Dzikir itu ada di kuantitas Dzikirnya.


4. Dzikirnya dengan suara keras: baik keras ke dalam maupun keras keluar. Formula nada suara Dzikir yang berkualitas sedikitnya ada empat: [1] kalimat Dzikir diucapkan dengan tartil --tertib Tajwid; [2] lebih keras lebih baik; [3] irama suara keras-nya mengikuti irama suara yang dicontohkan Guru Agung Hadrotus Syeikh Pangersa Abah; [4] nada suaranya kompak antara imam-ma'mum bila sedang Dzikir berjamaah dan suara Dzikir ma'mum tidak lebih tinggi dari suara imam.


5. Pukulan Dzikirnya ter-arah. Keterarahan ini ditunjukkan dengan gerakan Dzikir-nya sesuai dengan yang telah dicontohkan saat pelaksaan Talqin --utamanya saat melakukan gerak Dzikir yang 3 x pertama. Ketika memasuki kegiatan Dzikir, gerakan Dzikir-nya  terutama goyangan kepala, terarah dan searah dengan suara Dzikirnya. Gerakan terpokok yang mesti terarah ialah saat meng-itsbat-kan ILLALLOH ke arah dua jari di bawah susu kiri, ke hati. Pukulkan dengan kuat, seperti palu yang menghujam saat menancapkan paku: keras, tepat, berulang-ulang. 


Demikianlah sharing haqqul yaqin ini, selamat mencoba.


Salam sayang kalian semua,

al Khoolish

DZIKIR SEBAGAI JALAN PENEBUSAN DOSA

 


Alloh SWT berfirman :


… وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوٰى وَكَانُوٓا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا


”…dan (Alloh) mewajibkan kepada mereka (para Rosul dan orang-orang beriman) kalimat taqwa dan mereka berhak dengan itu dan mesti memilikinya. Dan Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu.”

[QS. Al-Fath/48 : Ayat 26] Ket :

Kalimat Taqwa itu adalah kalimat Laa ilaaha illalloh.


Talqin dzikir itu memasukan cahaya dan menetapkan inti kalimat Laa ilaaha illalloh ke dalam ruh yang sedang ngontrak di badan.

Talqin Dzikir itu bai’at.

Bukan berbai’at kepada orang tetapi berbai’at kepada ALLOH.

Siapa saja yang sudah Talqin berarti ia sudah MENJUAL dan MENYERAHKAN diri-nya kepada ALLOH, yang disaksikan oleh para Wakil-NYA yaitu : Nabi Muhammad SAW dan para penerusnya (para Wali Mursyid).”


Setelah mendapat talqin dzikir Laa ilaaha illalloh, Mursyid Agung kita Sayyid Muhyiddin Abah Aos Ra Qsn menganjurkan kepada para Ikhwan-Akhwat agar benar-benar dalam Dzikir-nya. Sebab hanya dengan cara (Dzikir) itu kita akan mendapat ampunan [maghfiroh] ALLOH, berdasarkan sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW :


*ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﻻ ﺍﻟﻪ ﺇﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﻣَﺪَّﻫﺎ ﻫُﺪِﻣَﺖْ ﻟَﻪُ ﺃﺭْﺑَﻌَﺔ ﺁﻻﻑٍ ﺫَﻧْﺐٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻜَﺒَﺎﺋِﺮِ .

ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻳﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺈﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻪُ ﺷَﻲْﺀٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻜَﺒَﺎﺋِﺮ ؟ ﻗﺎﻝ : ﻳُﻐْﻔَﺮُ ﻷﻫْﻠِﻪِ ﻭﻟِﺠﻴﺮَﺍﻧِﻪِ*

[ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ]


… barangsiapa yang membaca (berdzikir) LAA ILAAHA ILLALLOH dengan memanjangkannya (ditalqinkan), maka gugurlah/hapuslah baginya 4000 dosa besar. Para sahabat bertanya : “Wahai Rosululloh bagaimana jika ia sudah tidak mempunyai dosa besar?” Baginda SAW menjawab : “(dzikir yang diamalkannya) dapat mengampuni dosa keluarganya dan dosa tetangga-tetangganya".

[HR . Bukhori]


Itu sekali Dzikir, sementara kita berkali-kali! Tentu saja Dzikir yang benar-benar berisi. BERISI maksudnya dzikir lisan yang diiringi dengan dzikir hati (mulut mengucap hati mengingat). Jika ingin bisa seperti ini maka dzikirnya harus DITALQINKAN terlebih dahulu.


Inilah penebusan dosa. Penebusan dosa bukan di gereja. Penebusan dosa ada di dalam LAA ILAAHA ILLALLOH yang di talqinkan oleh Syeikh Mursyid. Inilah alat untuk meng-iedul fitrikan kita, alat untuk mengembalikan kita menjadi suci seperti bayi baru lahir dari kandungan ibunya.

Firman Alloh SWT :


فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِى بَايَعْتُمْ بِهِۦ ۚ

وَذٰلِكَ هُوالْفَوْزُ الْعَظِيمُ


Maka bergembiralah dengan jual-beli (bai’at/talqin) yang telah kamu lakukan itu dan demikian itulah kemenangan yang agung.

(QS. At-Taubah/9 : Ayat 111)


Jangan dikotori lagi. Terus amalkan dzikirnya dengan sebaik-baiknya, sebenar-benarnya dan sesungguh-sungguhnya untuk tetap menjaga kesucian jiwa dari segala noda dan dosa. Talqin dzikir adalah bukti syafa’at Alloh kepada manusia yang dipilih oleh-NYA.

Alloh SWT berfirman :


لَّا يَمْلِكُونَ الشَّفٰعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْدًا


”Mereka tidak berhak mendapat syafaat, (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Alloh) Yang Maha Pengasih.”

(QS. Maryam/19 : Ayat 87)

Keterangan :

Perjanjian disisi (Alloh) Yang Maha Pengasih itu adalah perjanjian menerima talqin Laa ilaaha illalloh.


Salam Ikroman wa Ta’zhiman wa Mahabbatan

KH. LUQMAN KAMIL ASH SHIDDIQ


=======================


Sarahan kitab KANZUL ‘ARSY

Karya PemSus Syeikh Mursyid

KH . Rd Budi Rahman Hakim Al Kholish Ph.D MSW