loading...

DUNIA UNTUK AKHIRAT

Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia, segala bisnis yang ada di dalamnya, perniagaan, pekerjaan, juga permasalahan, kesulitan, persoalan hidup, cita-cita, planning, tujuan, oretan marketing, oretan organisasi, impian keluarga, diri pribadi, semua apa yang ada di dunia ini, seusungguhnya apa?

PERLUKAH KITA BERTHORIQOH ?

Habib Luthfi menerangkan bahwa qalbu manusia merupakan tempatnya lalai. Kelalaian inilah yang mengakibatkan seseorang itu berbuat hal yang tidak diridhai Allah dan tidak disukai Rasulullah Saw.

DI BALIK KETIDAKTAHUAN

Alloh memberi apa yg kita butuhkan, bukan apa yg kita inginkan. Lakukan bagianmu saja, dan Alloh mengerjakan bagian NYA.

Tentang DZIKIR yang Membekas

Dzikir yang mampu mengubah kehidupan menjadi lebih baik itu ialah Dzikir yang memenuhi syarat-syarat berikut:

DZIKIR SEBAGAI JALAN PENEBUSAN DOSA

”Mereka tidak berhak mendapat syafaat, (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Alloh) Yang Maha Pengasih.” (QS. Maryam/19 : Ayat 87)

25 Jan 2016

Abah Aos Menjawab 165 Masalah

PEMAHAMAN PERTAMA AWLIYA ALLOH

Masalah ke-1
Siapa saja yang bisa mencapai Wali Allah?
*Semua muslim calon-calon Wali Allah.

Masalah ke-2
Bagaimana caranya mengetahui ciri-ciri Wali Allah?

*Al-Qur’an telah sekian ribu tahun sejak turun kepada Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.
Lalu anda sudah berapa tahun umur? lKok baru sekarang bertanya itu?
Firman Allah : (QS. Yunus:62-64)

Yahya bin Mu’adz berkata :
Alwaliyyu royha nullaahi ta aalaa filardi yasyummuhus shodiy quwna fatasiluroo ‘ihatahu ilaa quluw bihim fayastaa quwna bihii ilaa mawlaa hum wayazdaa duw na ‘ibaa datum tafaa wuti ahwa lihim.
Artinya :” Wali itu adalah wangi-wangian Alloh yang masyhur di muka bumi, yang menciumnya hanyalah orang-orang yang kebenarannya mendominasi dirinya, maka sampailah kesemerbakannya kedalam hati mereka, maka dengan itu terpesonalah mereka kepada Tuhannya serta selalu bertambah-tambah dalam ibadatnya dalam keadaan sikap serta sifat yang berbeda”.

Masalah ke-3
Mohon penjelasan cirri-ciri hamba Allah tersebut di dalam Al-Qur’an?

*Tidak banyak disebut di dalam Al-Qur’an, kecuali hanya sekali yaitu di dalam surat  Al—Kahfi ayat 65:
Adanya hamba Allah itu abstrak dalam kekongkritanya dan kongkrit dalam keabstrakannya. Semua ahli tafsir sepakat mengatakan bahwa hamba Allah tersebut adalah Nabi Khidlir as, yang segala apa beliau kerjakan bukan kemauannya sendiri (semata-mata kehendak yang maha berkehendak) Allah berfirman : (QS. Al-Kahfi:82)
Seperti halnya Rosullah SAW panutan seluruh umat manusia, maka hamba Allah itupun adalah panutan seluruh manusia pada masanya, adapun cirri-ciri dan syarat-syaratnya:

1.Mengikuti seorang guru yang waspada, yang silsilahnya sampai ke hadirot Allah panutan dua golongan, yaitu jin dan manusia;

2.Dan orang pintar ( menguasai seluruh ilmu agama islam, karena orang bodoh tidak akan mampu member petunjuk);

3.Dan berpaling dari cinta dunia serta cinta kedudukan (bukan tidak punya dunia dan kedudukan);

4.Mampu melatih dirinya dengan mengurangi makan, tidur, bicara, dan banyak melakukan sholat (seperti yang telah diterngkan di atas), banyak bershodaqoh, banyak berpuasa;

5.Bersifat dengan sifat-sifat yang baik, seperti shobar, syukur, tawakal, yaqin, murah hati, qona’ah, tabah, tawadhu, benar, pemalu, tepat, berwibawa, tenang dan sebangsanya.

Seperti halnya cahaya dari sekian cahaya yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW, beliaulah yang pantas menjadi panutan semua umat Nabi pada masanya. Dan adanya sosok orang tersebut lebih susah mencarinya dari pada belerang merah dan bila engkau berbahagia dan kebahagiaan yang tidak ada duanya apabila engkau menemukan sosok yang seperti itu, bila engkau telah bertemu dia, jangan sampai berpisah lagi dan layanilah dengan:

a.Tangan kemampuanmu;

b.Harta kekayaanmu;

c.Kekuasaanmu;

d.Pelihara hatinya;

e.Pelihara waaktunya;

f.Pelihara perjalanannya, jejak langkahnya atau sunnah-sunnahnya, karena firman Allah SWT. (QS. At-Taubah:119)

Sabda Nabi Muhammad SAW :
Kunma ‘allaahi waillam takun ma ‘allaahi fakun ma ‘amankaa nama ‘allaahi fainnahu yusiluka ilallah
Artinya: “ Adalah kamu sekalian bersama Allah,  dan jika kamu sekalian tidak bersama Allah, adalah kamu bersama orang yang bersama Allah, maka sesungguhnya dia mengantarkanmu kepada Allah”.

Masalah ke-4
Bagaimana kaitannya dengan surat Al-Isra ayat 1?

*Itulah hamba Allah yang sebenar-benarnya, hamba Allah semua anak Adam a.s. harus menerima ada di bawahnya, hanya orang edan kurang setan yang menolaknya seperti dua Abu: Abu Jalal dan Abu Lahab.
Ada satu abu yang tidak menolak tetapi tidak mau menjadi pengikutnya yaitu Abu Tholib (paman Nabi Muhammad SAW). Ada juga seorang Abu yang sangat yakin terhadap hamba Allah tersebut, yaitu Abu Bakar As-Shidiq.

Semoga kita termasuk gologan orang yang satu, yaitu Abu Bakar Ash-Shidiq, dan terhindar dari “Abu” sebelumnya.

Adapun masa bakti hamba Allah tersebut hanya Allah yang menentukan, penggantiannya pun hanya Allah yang menentukan. Akan tetapi penerusnya pun tetap hanya satu hamba Allah tersebut, tidak menjadi dua atau lebih bnyak, karena telah Allah tetapkan didalam Al-Qur’an: (Q.S Al-Isra:11)
Bukan: subhaa nallazii asroo bi ‘abdayhi
Atau bukan: subhaa nallazii asroo bi I’baadihi
Setelah dilihat dari semua visi ayat tersebut, maka merupakan ketetapan Allah bahwa hamba Allah yang satu ini  yakni Nabi Muhammad SAW serta yang satu pula penerusnya dan yang satu pula sebagai penerusnya sampai hari akhir pun tetap hanya satu yang dibangkitkan oleh Allah untuk peneguh iman umat bardasarkan ayat tadi. Sabda Nabi Muhammad SAW:
Innallaaha yab ‘ashu lihaazihil ummati alaa ro’sikulli mii ‘atihi sanatin manyujaddidu lahaa diynaha.
Artinya: “Sesungguhnya Allah  akan membangkitkan atau mengutus untuk umat ini (umat islam) setiap seratus tahun seorang peneguh iman umat (pembaharu iman mereka)”. (H.R. Abu Dawud al-Hakim dan Al-Baihaqi dari Abi Hurairoh)

Adapun tugasnya telah ditetapkan pula oleh Allah didalam Al-Qur’an: (Q.S. Yaasin:20-21)
Firman Allah tentang penguasa bumi: (Q.S. Al-Baqarah:30)
Kita yakin bahwa yang satu ini tidak akan berubah menjadi dua atau lebih banyak, semuanya harus menjadi pengikutnya, berikut kita semua.

Masalah ke-5
Bagaimana kalau telah meninggal yang satu itu apakah akan ada gantinya?

*Selama ayat-ayat dan hadits nabi tersebut tadi tetap ada, maka yang satu tetap ada dan karena Allah SWT tetap ada dan ada-Nya tetap. Allah berfirman: (Q.S Al-Hijr:9)
Di dalam ayat lain Allah menjelaskan bahwa tidak ada yang menggantikan kalimah-kalimah Al-Qur’an. Jadi tak usah risau, karena Kholifatullah akan selalu dilahirkan di bumi-Nya.

Masalah ke-6
Siapa yang mengetahui penggantiannya itu?


*Sudah pasti yang satu itu yang mengetahuinya, tidak akan mengetahui rahasia Allah kecuali hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya: (QS.Al-Jin:26-27)
Yang wajib kita syukuri adalah dipertemukannya kita dengan yang satu sekarang, yang telah terasa manfaatnya baik urusan dunia maupun akhirat, semoga kita tidak berpisah lagi selama-lamanya.

Masalah ke-7
Lalu bagaimana caranya agar mencapai derajat Wali?

*Didalam kitab Miftahus Shudur tukilan Abah Anom dijelaskan, kata Syeikh Abu Sa’d Al-Khoroz r.a: apabila Allah maha luhur menghendaki seorang hamba dari sekian banyak hamba-Nya itu menjadi Walinya, maka Allah membukakan kepadanya pintu dzikir kepada-Nya (kepada Allah)
Itulah mengapa Sayyidina Ali Karomullahu Wajhahu memohon kepada Rosulullah SAW jalan mendekatkan diri kepada Allah, lalu Nabi memberikan bagaimana cara dzikir kepada Allah.

Masalah ke-8
Mungkinkah ada Nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW?

*Pasti tidak akan diciptakan lagi manusia untuk jadi Nabi setelah Nabi Muhammad SAW, berdasarkan firman Allah SWT: (QS. Al-Ahzab:40)

Masalah ke-9
Katanya orang yang sudah berguru ke Pangersa Abah, tidak boleh berguru lagi kepada orang lain, apakah itu benar?

*Tidak benar. Mereka datang ke suryalaya setelah capek berguru kepada orang lain. Mereka yang datang tidak di undang, datang hanya minta ditalqin, setelah itu terus pada pulang.
Yang datang bukan hanya orang-orang bodoh tapi nerduyun-duyun para ulama dari berbagai daerah Indonesia dan dari luar negeri, para Guru Besar dalam berbagai disiplin ilmu, para Jenderal dari berbagai angkatan, mereka semua punya banyak guru, mereka datang ke suryalaya hanya untuk belajar mendekatkan diri kepada Allah yang belum mereka rasakan sebelumnya.

Selama tiga puluh empat tahun mengikuti Pangersa Abah tidak pernah mendengar kata-kata: “Awas jangan berguru kepada orang lain, ya!” Yang ada begini:”Ngapain ke Suryalaya, di sini juga banyak ilmu, jauh-jauh”. Banyak yang mau berangkat ke Suryalaya dijegal dijalan sampai tidak jadi.

Banyak Kyai yang telah berguru ke Suryalaya dinon-aktifkan dari imam, khotbah, dan pengajian-pengajian, seperti yang menulis ini, malah diumumkan jangan diundang. Yang ada di Suryalaya ini:

1.Tidak boleh membenci ulama yang sezaman,

2.Tidak boleh menyalahkan ajaran orang lain,

3.Tidak boleh meneliti murid orang lain,

4.Tidak boleh berhenti beramal walaupun disakiti,

5.Harus menyayangi orang yang membencimu.

Masalah ke-10
Ada berita lagi, katanya murid-murid Abah mengkultuskan, bagaimanakah itu?

*Saya balik nanya. Apa arti kultus? Dia menjawab, mendewakan, terus saya tanya lagi apa arti dewa, kultus bahasa apa? Sampai mana batasan kata kultus? Lalu apakah istilah dewa ada dalam ajaran islam? Bukankah istilah dewa hanya dalam ajaran hindu? Mengapa mencampur adukkan istilah agama lain dengan islam? Bukankah Islam agama diatas semua? Kok, berani mamasukkan istilah agama lain kepada agama Islam? Jangan dong! Makanya datang menghadap kepadanya (Abah Anom), jangan mendengar berita dari jauh. Pernah mendengar keterangan:
Izaa zoharo tilbid ‘u wasakatal ‘aalimu fa ‘alaihi la’natullah
Artinya: “Apabila dhohir atau Nampak perbid’ahan (ajaran yang tak sesuai dengan tuntutan dari junjunan kita Muhammad SAW) dan orang yang mengetahui tentang itu berdiam diri, maka yang Allah kutuk adalah orang-orang yang mengetahui dan membiarkannya”.

Dari luar negeri pada datang, mengapa kita tidak merasa penasaran? Bukankah Allah telah memberi peringatkan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 36:

Masalah ke-11
Menurut berita, di Suryalaya itu rukun imannya tujuh dengan iman kepada Abah Sepuh, betulkah itu?

*Ah, itu benar-benar dibuat-buat, mana ada rukun iman tujuh, jangankan orang pesantren, orang bodoh pun boleh ditanya rukun iman, pasti mereka menjawab enam, adapun murid percaya kepada gurunya, itu termasuk iman kepada utusan Allah. Kita tidak pernah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, yang menyampaikan risalahnya para penerusnya yaitu para Wali Mursyid, jelas wajib percaya dong!

Kalau santri tidak boleh percaya kepada gurunya, semua bubar, tidak ada pesantren lagi, kalau siswa atau mahasiswa tidak boleh percaya kepada gurunya atau dosennya, sekolah bubar semua, kampuspun bubar semua. Bilangin (katakana) deh kepada yang suka iseng itu, anda seorang guru sudah tidak didengar lagi oleh murid, anda seorang kyai berhenti dakwah agama dan seterusnya, masih banyak contoh-contoh.

Masalah ke-12
Waktu saya berjama’ah di Suryalaya, mengapa Abah tidak ke mesjid?

*Nanyanya salah, kenapa saya yang ditanya, bukan datang ke Abah waktu itu? Dengarkan ya, di Surabaya, ada cerita actual dari mulut kemulut, tentang seorang tukang sapu yang membersihkan di dalam dan di luar mesjid Sunan Ampel. Tapi manakala waktu sholat jum’at tiba, orang-orang merasa aneh, tukang sapu itu tidak pernah ada di kala sholat Jum’at.

Singkat cerita, setelah lama cerita itu menimbulkan penasaran ingin tahu. Pada waktu (musim keberangkatan jemaah haji Indonesia dari Surabaya telah berangkat semua ke sana) penyapu itu terlihat ada sholat Jum’at di Masjidil Harom, padahal orang-orang tahu tukang sapu itu tidak berangkat menunaikan ibadah haji, memang dari mana ONH-nya?, lalu di kejar sampai ketemu di Masjidil Harom itu dan ditanya,” kok, anda  juga bias berangkat ya….? Dia menjawab : “hiss…jangan banyak bilang sama orang lain, ya! Nanti saya tidak kembali lagi ke sana”.

Karena orang yang menemukan si pesapon disana ngoceh kesana kesini, maka benar-benar dia tidak kembali ke Surabaya. Itu si pesapon, pangersa Abah siapa? Tahu tidak? Buruk sangka itu dosa besar, saying!

Laksanakan ibadah hanya karena Allah semata, bukan untuk menilai orang lain. Kalau lagi sholat larak-lirik sarung orang, baju orang, kopiah orang, bacaan orang, itu bukan sholat, tapi juri musa-baqoh. Makanya Allah memerintahkan sholat hanya untuk dzikir kepada-Nya. (QS. Thoha:14)

Masalah ke-13
Maaf, tentu pertanyaan ini sangat pribadi, apakah Pangersa Abah Anom dalam keadaan demikian masih dapat berkomunikasi secara lahiriyah?

*Di zaman modern seperti sekarang ini sering Nampak jelas bahwa komunikasi itu tidak mesti nempel atau kontak secara fisik saja, kecuali jarak dekat. Adapun untuk kontak jarak jauh kalau diukur hanya dengan fisik bagaimana (saya balik bertanya?).

Bagaimana dengan telepon? Bagaimana dengan HP? Begitu pula hubungan antara kita sesama manusia. Begitu pula hubungan dengan Allah.”perjalanan rasa” lebih cepat ketimbang lari, terbang dan lainnya, tidak lebih cepat dari perjalanan rasa seorang hamba Allah, sebagaimana perjalanan Isro’ Mi’roj Rosulullah SAW.

Pangersa Abah bukan Nabi dan bukanlah Rosul, tapi penerus Rosul. Karena beliau penerus Rosul, pasti beliau adalah hamba Allah, apabila kepada Rosulullah SAW ada yang tidak percaya akan perjalanan komunikasi tercepat itu, maka kepada Pangersa Abah Anom pun ada yang tidak mau menerima keberadaannya, jangan aneh, faham!?

Masalah ke-14
Apakah mungkin rerumputan dan air madrasah Syikh Abdul Qodir menyembuhkan penyakit pes?

*Jangan sekali-kali melogikakan karomat dan jangan sekali-kali mengkaromatkan logika. Tapi pangersa Abah Anom menghimbau kepada seluruh ikhwan TQN Pondok Pesantren Suryalaya,”syukur kalau manakib itu sampai mengerti, tidak mengerti juga percaya saja, karena itu karomat”.

Bagi umat-umat modern sekarang sebenarnya tidak aneh kejadian itu, karena yang memberi petunjuknya pun Sulthon Awliya, bagaimana mustahil, karena para wali  Allah diberi kabar gembira di dunia dan di akhirat, apa yang mereka inginkan sudah ditawarkan kepada mereka, apa yang terjadi pasti terjadi, sekarang Profesor Hembing membuat ramuan dari daun-daunan, akar-akaran, rerumputan dibuat obat. Nah itu manakib Profesor Hembing, apalagi Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani.

Masalah ke-15
Yang dimaksudkan Tuan Syeikh “ apabila muridku tidak baik, akulah yang baik”, apa?

*Kalau berguru kepadanya jangan melihat orang lain yang tidak baik, lihat saja aku. Sekarang juga banyak yang seperti itu; “Ah, situ juga sudah belajar dzikir masih begitu, belum ada perubahan apa-apa”.

Kalau ingin belajar jangan melihat yang tidak lulus atau yang gagal, kalau ingin berdagang jangan melihat yang rugi, kalau ingin berumah tagga jangan melihat yang cerai, kalau ingi berobat jangan melihat yang tidak sembuh. Yang harus dilihat yang lulus dan yang beruntung, yang runtut raut, yang sembuh, lihat yang maju, lihat yang pintar, lihat yang sholeh, dan lain-lain.

Masalah ke-16
Mohon penjelasan tentang kata Tuan Syeikh!

*Hasanaa tul abroo risayyi ‘aatulmuqorrobin
Artinya: “segala kebajikan orang-orang yang baik adalah kejelekan orang-orang yang didekatkan oleh Allah kepada-Nya”?

Kita jangan merasa paling pintar, merasa paling pintar karena duduk berdampingan dengan orang yang lebih jelek, dan merasa paling keren dalam berpakaian jika duduk dengan orang yang compang-camping. Merasa paling kaya jika duduk berdampingan dengan yang paling miskin. Dan banyak lagi contoh lainnya.

Syeikh Ibnu Athoilla berkata:
Rubbamaa kuntamusi aan fa arookal ihsaa naminka suhbataka manhuwa aswaa uminkahaa lan
Artinya: “Kadang-kadang kejelekan itu menunjukkan kepadamu yang terbaik, jika kamu bersama orang yang lebih jelek”.

Di rumah, saya memakai sepatu termahal yang saya beli di Tasikmalaya, begitu masuk Indonesia Plaza, sepatu saya mendadak hilang “cahayanya”, mengapa? Karena harga sepatu yang saya punya hanya Rp 150.000, sedangkan disana paling murah Rp 750.000, malah ada yang Rp 1.500.000, ada juga yang dua juta keatas. Jadi keterangan itu untuk memacu kita agar mau berusaha keras untuk mencapai yang terbaik menurut kemampuan kita tentunya.

Masalah ke-17
Bagaimana mengenai kata-kata Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani didalam manakibnya, seperti melebihi Nabi?

*Seperti apa coba kasih contoh?

Masalah ke-18
Dia menghidupkan orang mati dengan qumbi izni (bangunlah dengan izinku), sedangkan Nabi Isa menghidupkan orang mati dengan qumbi  iznillah (bangunlah dengan izin Allah)?

*Hati-hati ya, ini menyangkut aqidah, dan sangat mendasar. Yang menghidupkan orang mati dan mematikan orang hidup, yang mengadakan yang telah ada, yang mengadakan yang belum ada, yang meniadakan yang sedang ada, menurut pandangan Islam hanya Allah SWT. Catat itu dan baca ayat-ayatnya!

Bukan Nabi Isa yang menghidupkan dan bukan Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani yang menghidupkan tapi Allah SWT. Seandainya demikian pun tidak salah dan tidak mustahil, karena ada sabda Nabi Muhammad SAW:
Artinya:”Jika seorang hamba tidak putus-putus mendekatkan dirinya kepadaku dengan mengerjakan sunnah-sunnah setelah atau sebelum melaksanakan yang fardhu, sehingga aku mencintainya, dan apabila aku telah mencintai dia maka aku adalah pendengarannya yang ia mendengar dengan itu. Dan aku adalah penglihatannya yang ia melihat dengan itu, dan aku adalah tangannya yang ia menampar dengan tangan itu, dan aku adalah kakinya yang ia berjalan dengan itu, dan jika ia memohon kepadaku pasti aku beri dan apabila ia memohon perlindungan kepadaku maka aku lindungi”.

Bersambung...
    

TABLOID ISLAMI IQRO

Yayasan Serba Bhakti Al-Gaylanie setiap bulannya menerbitkan Tabloid Islami “IQRO” sebagai wadah dakwah, untuk melakukan internalisasi, transmisi, difusi, transformasi, dan aktualisa­si syari'at Islam dengan berbagai metode dan media yang be­sumber pada Al-Qur'an, sebagai kitab dakwah, Sunnah Rasulullah kepada mad'u (umat manusia)

Berdakwah melalui media cetak, di era informasi seka­rang ini, sudah menjadi keharusan mengingat tidak selamanya komunikan dapat mengikuti atau menghadiri jalannya tabligh secara langsung. 

Media cetak memiliki peran yang signifikan dalam proses penyam­paian dakwah. dengan pesan tertulisnya membuat komunikan memahami akan suatu yang terkandung dalam sebuah pesan dakwah. (*)

Kekhususan Thoriqoh Naqsyabandiyah

HADHRAT Imam Rabbani Mujaddid Alf Tsani Syeikh Ahmad Faruqi Sirhindi Rahmatullah ‘alaih yang merupakan salah seorang dari Para Masyaikh Akabirin Thoriqoh Naqsyabandiyah telah berkata di dalam surat-suratnya yang terhimpun di dalam Maktubat Imam Rabbani, “Ketahuilah bahawa thoriqoh yang paling Aqrab dan Asbaq dan Aufaq dan Autsaq dan Aslam dan Ahkam dan Asdaq dan Aula dan A’la dan Ajal dan Arfa’ dan Akmal dan Ajmal adalah Tariqah ‘Aliyah Naqshbandiyah, semoga Allah Ta’ala mensucikan roh-roh ahlinya dan mensucikan rahsia-rahsia Para Masyaikhnya.

Mereka mencapai darjat yang tinggi dengan berpegang dan menuruti Sunnah Baginda Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dan menjauhkan dari perkara Bida’ah serta menempuh jalan Para Sahabat Radhiyallahu ‘Anhum. Mereka berjaya mencapai kehadiran limpahan Allah secara berterusan dan syuhud serta mencapai maqam kesempurnaan dan mendahului mereka yang lain. ”

Adapun Hadhrat Imam Rabbani Mujaddid Alf Tsani Rahmatullah ‘alaih telah menerangkan kelebihan dan keunggulan Thoriqoh Naqsyabandiyah dengan beberapa lafaz yang ringkas dan padat adalah menerusi pengalaman keruhaniannya.

Ia merupakan seorang pembaharu agama (Mujaddid/Reformer) pada abad ke 11 Hijrah. Sebelum dia menerima Silsilah Thoriqoh Naqsyabandiyah dia telah menempuh beberapa jalan Tariqat seperti Chishtiyah, Qadiriyah, Suhrawardiyah, Kubrawiyah dan beberapa Tariqat yang lain dengan cemerlang serta memperolehi Khilafah dan Sanad Ijazah. Ia telah menerima Tariqat Silsilah ‘Aliyah Khwajahganiyah Naqshbandiyah dari gurunya Hadhrat Khwajah Muhammad Baqi Billah Rahmatullah ‘alaih.

Dia telah berpendapat bahawa dari kesemua jalan Tariqat, yang paling mudah dan paling berfaedah adalah Thoriqoh Naqsyabandiyah dan telah memilihnya serta telah menunjukkan jalan ini kepada para penuntut kebenaran.

“Allahumma Ajzahu ‘Anna Jaza An Hasanan Kafiyan Muwaffiyan Li Faidhanihil Faidhi Fil Afaq”
Terjemahan: “Wahai Allah, kurniakanlah kepada kami kurnia yang baik, cukup lagi mencukupkan dengan limpahan faidhznya yang tersebar di Alam Maya. ”

Hadhrat Shah Bahauddin Naqshband Bukhari Rahmatullah ‘alaih telah bersujud selama lima belas hari di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan penuh hina dan rendah diri, berdoa memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar ditemukan dengan jalan Tariqat yang mudah dan senang bagi seseorang hamba bagi mencapai Zat Maha Esa. Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengkabulkan doanya dan menganugerahkan Tariqat yang khas ini yang masyhur dengan nisbat Naqshband atau digelar Naqshbandiyah.

Naqsh bererti lukisan, ukiran, peta atau tanda dan Band pula bererti terpahat, terlekat, tertampal atau terpateri. Naqshband pada maknanya bererti “Ukiran yang terpahat” dan maksudnya adalah mengukirkan kalimah Allah Subhanahu Wa Ta’ala di hati sanubari sehingga ianya benar-benar terpahat di dalam pandangan mata hati yakni pandangan Basirah.

Adalah dikatakan bahawa Hadhrat Shah Naqshband tekun mengukirkan Kalimah Allah di dalam hatinya sehingga ukiran kalimah tersebut telah terpahat di hatinya. Amalan zikir seumpama ini masih diamalkan dalam sebilangan besar Tariqat Naqshbandiyah iaitu dengan menggambarkan Kalimah Allah dituliskan pada hati sanubari dengan tinta emas atau perak dan membayangkan hati itu sedang menyebut Allah Allah sehingga lafaz Allah itu benar-benar terpahat di lubuk hati.

Silsilah ‘Aliyah Naqshbandiyah ini dinisbatkan kepada Hadhrat Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq Radhiyallahu ‘Anhu yang mana telah disepakati oleh sekalian ‘Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sebagai sebaik-baik manusia sesudah Para Nabi ‘Alaihimus Solatu Wassalam.

Asas Tariqat ini adalah seikhlas hati menuruti Sunnah Nabawiyah dan menjauhkan diri dari segala jenis Bida’ah merupakan syarat yang lazim.

Tariqat ini mengutamakan Jazbah Suluk yang mana dengan berkat Tawajjuh seorang Syeikh yang sempurna akan terhasillah kepada seseorang penuntut itu beberapa Ahwal dan Kaifiat yang dengannya Zauq dan Shauq penuntut itu bertambah, merasakan kelazatan khas zikir dan ibadat serta memperolehi ketenangan dan ketenteraman hati. Seseorang yang mengalami tarikan Jazbah disebut sebagai Majzub.

Dalam Thoriqoh Naqsyabandiyah ini, penghasilan Faidhz dan peningkatan darjat adalah berdasarkan persahabatan dengan Syeikh dan Tawajjuh Syeikh. Bersahabat dengan Syeikh hendaklah dilakukan sebagaimana Para Sahabat berdamping dengan Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Murid hendaklah bersahabat dengan Syeikh dengan penuh hormat.

Sekadar mana kuatnya persahabatan dengan Syeikh, maka dengan kadar itulah cepatnya seseorang itu akan berjalan menaiki tangga peningkatan kesempurnaan Ruhaniah. Kaedah penghasilan Faidhz dalam Tariqat ini adalah sepertimana Para Sahabat menghadiri majlis Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dengan hanya duduk bersama-sama menghadiri majlis Hadhrat Baginda Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yang berkat dengan hati yang benar dan ikhlas serta penuh cinta biarpun hanya sekali, orang yang hadir itu akan mencapai kesempurnaan iman pada maqam yang tertinggi.

Begitulah keadaannya apabila seseorang itu hadir dan berkhidmat dalam majlis Hadharat Naqshbandiyah, dengan hati yang benar dan ikhlas, orang yang hadir itu akan dapat merasakan maqam Syuhud dan ‘Irfan yang hanya akan diperolehi setelah begitu lama menuruti jalan-jalan Tariqat yang lain.

Kerana itulah Para Akabirin Thoriqoh Naqsyabandiyah Rahimahumullah mengatakan bahawa, “Tariqat kami pada ‘Ain hakikatnya merupakan Tariqat Para Sahabat”.

Dan dikatakan juga, “Dar Tariqah Ma Mahrumi Nest Wa Har Keh Mahrum Ast Dar Tariqah Ma Na Khwahad Aamad. ” Yang bermaksud, “Dalam Tariqat kami sesiapa pun tidak diharamkan dan barangsiapa yang telah diharamkan dalam Tariqat kami pasti tidak akan dapat datang.
 ”Yakni barangsiapa yang menuruti Thoriqoh kami, dia takkan diharamkan dari menurutinya dan barangsiapa yang Taqdir Allah semenjak azali lagi telah diharamkan dari menuruti jalan ini, mereka itu sekali-kali takkan dapat menurutinya.

Di dalam Thoriqoh Naqsyabandiyah, Dawam Hudhur dan Agahi (sentiasa berjaga-jaga) menduduki maqam yang suci yang mana di sisi Para Sahabat Ridhwanullah ‘Alaihim Ajma’in dikenali sebagai Ihsan dan menurut istilah Para Sufiyah ianya disebut Musyahadah, Syuhud, Yad Dasyat atau ‘Ainul Yaqin. Ianya merupakan hakikat:
“Bahawa engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Nya”.
Semoga Allah Mengurniakan Kita Taufiq.(*)

* Sumber: id.wikipedia.org

D4F Gelar Sunatan Massal & Kanker Mulut Rahim

Dream 4 Freedom atau disingkat D4F adalah Komunitas Sosial Keuangan terbaru dengan teknologi canggih dan dengan Security Web yang sangat kuat.

Dalam rangka 1th anniversary nesiaku "Bersama kita berbagi" Dream 4 freedom menggelar acara sunatan massal pada tanggal 6 Januari 2016 di Yayasan Kanker Indonesia (YKI),  Palembang.

Dalam pidato pembukaan acara 1th anniversary nesia-ku "bersama kita berbagi" Fili Muttaqien (owner D4F ) mengatakan  "Alhamdulillah pada tahun ini member D4F sudah mencapai 420.000 dan harapan kita pada bulan Februari nanti sudah mencapai 1 Juta orang" saat ini pertumbuhan member D4F setiap harinya mencapai 10.000 orang jelas fili mutaqin di dalam pidatanyo.

Dengan di gelarnya acara amal 1th anniversay nesiaku ini, fili mutaqin sebagai owner Dream 4 Freedom merasa sangat bersyukur bisa berbagi kepada sesama dan untuk kedepannya semoga bisa mengaplikasikannya dengan lebih baik lagi, ujar beliau.

1th Anniversary nesia-ku yang di gelar pada tanggal 6 Januari 2016 tersebut, Budi Yendri salah seorang mananager Dream 4 Freedom menjelaskan, " hari ini dalam rangka memperingati 1th anniversary nesia-ku, D4F menggelar acara amal serempak di seluruh Indonesia dan salah satunya sunatan massal untuk anak-anak yang tidak mampu dan rencananya 100 orang anak yang akan di hitan dan juga  pemeriksaan kanker mulut rahim di Yayasan Kanker Indonesia ini".ujarnya.

Lebih jauh Budi Yendri menjelaskan, kegiatan amal yang telah dilakukan D4f di antaranya bantuan terhadap korban bencana gunung Sinabung di Sumatera Utara, dan di Papua saat terjadi pembakaran masjid di sana kita membangun kembali masjid tersebut, selama ini kita juga rutin memberikan bantuan langsung ke panti-panti asuhan dan juga pondok pesantren, dan bagi yang ingin mengetahui lebih jelas lagi tentang D4F bisa browsing http://www.teamd4f.com, dan kedepannya nanti Insya Alloh kita akan mengaplikasikan D4F dalam bermacam gadget yang bisa di download di app store/playstore,  ujarnya.

Di tengah acara amal yang di gelar di Yayasan Kanker Indonesia tersebut, Riko salah seorang founder D4F mengatakan, "kebetulan pada 6 Januari ini 1 tahun komunitas Nesia berdiri, Nesia ini adalah komunitas yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan juga nirlaba.

Selama ini kita rutin mengadakan kegiatan amal hampir setiap bulannya dan salah satunya sunatan massal dan pemeriksaan kanker mulut rahim yang di gelar saat ini, dan di tempat lain ada yang donor darah dan sebagainya, dan harapan kita dengan telah di selenggarakan acara amal ini semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat yang tidak mampu dan kedepannya semoga komunitas D4F ini bisa memberikan pemerataan ekonomi yang lebih baik lagi, ujar beliau.

Alhamdulillah, pada 1th anniversary nesia-ku "bersama kita berbagi" , Yayasan Serba Bhakti Al-Gaylanie bisa menghitankan 17 orang santri dan beberapa orang ibu untuk di periksakan kanker mulut rahimnya secara gratis.

semoga Allah memudahkan kita dalam kebaikan dimanapun kita berada, Aamiin.(*)

Pesantren Akan Mendapatkan Perhatian Lebih

Aksi Bakti Sosial minggu, 18  Nopember 2015  di jalan Rimbo Mulyo Kelurahan Talang Betutu Kecamatan Sukarami yang dilaksanakan oleh kecamatan Sukarami bekerja sama dengan kelurahan, karang taruna dan masyarakat.

Jalan warga yang mengalami kerusakan, diperbaiki bersama, bahkan Camat Sukarami Kota Palembang Putra Jaya turun langsung mengajak masyarakat untuk saling bergotong royong membersihkan lingkungan dan jalan yang rusak.

Camat Sukarami GA Putra Jaya menjelaskan Kecamatan Sukarami menggelar berbagai kegiatan dengan sasaran peningkatan peran serta masyarakat terhadap pelaksanaan program pemerintah. silahturahmi antar masyarakat dan pemerintah ini untuk memupuk erat rasa saling memiliki Kota Palembang. Masyarakat merasa memiliki dan berusaha menjaga kebersihan seperti menjaga kebersihan rumah sendiri.

“Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam program pemerintahan lebih baik lagi, diharapkan dapat menjalin komunikasi yang lebih baik. Sehingga program pemerintah dapat bersinergi dengan peran serta masyarakat, pegawai dan masyarakat harus menciptakan komunikasi yang baik, sehingga program pemerintah menuju Palembang Emas dapat tercapai",  kata Putra, usai kegiatan, Minggu (28/11).

Saat beristirahat di Pesantren Al-Gaylanie seusai kegiatan GA Putra Jaya mengatakan sangat senang dengan adanya beberapa Pondok Pesantren yang terletak di kecamatan Sukarami, "Kita sangat mensyukuri dengan keberadaan pondok pesantren di kecamatan Sukarami ini, karena Kecamatan Sukami ini  secara tidak langsung adalah gerbangnya kota Palembang, jangan sampai brand kota santri hanya sebatas nama, tetapi harus dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan yang salah satunya memperhatikan pondok pesantren sebagai tempat pendidikan yang paling utama. Karena dengan belajar di ponpes antara pendidikan duniawi dan keagamaan seimbang. Kami saat ini terus menggejot pendidikan keagamaan sejak usia dini. Pesantren juga akan mendapatkan perhatian lebih,” ujarnya.

Senada dengan camat Sukarami, Habibullah, Lurah kelurahan Talang Betutu yang saat itu juga hadir dalam kegiatan bakti sosial tersebut juga mengatakan, "Kita telah mengetahui dan mengikuti perkembangan  dan keberadaan pesantren Al-Gaylanie dan beberapa pondok pesantren yang ada di kecamatan Sukarami, semoga dengan adanya beberapa pesantren di kecamatan Sukarami ini bisa menjadi benteng bagi pergaulan dan kenakalan remaja saat ini dan bisa menjadikan aktifitas yang positif tentunya, ujar beliau.(*)

23 Jan 2016

Tasyakuran 1 Th Al-Gaylanie

Pondok Pesantren Al-Gaylanie sebagai penyebar ajaran Thariqat Qodriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) menyelenggarakan peringatan ulang tahun yang ke-1 pada 13 Desember 2015. Serangkaian acara telah dipersiapkan oleh panitia acara dari Yayasan Serba Bakti Al-Gaylanie.
Ketua pelaksana HUT ke-1 Ponpes Al-Gaylanie sekaligus Ketua Yayasan Serba Bakti Al-Gaylanie ust.Zaki Mubarak menjelaskan, HUT Al-Gaylanie merupakan agenda tahunan yang rutin dilaksanakan pihak Yayasan. Hal itu sebagai ungkapan rasa syukur dari semua ikhwan, pengurus, wali talqin, mubaligh, sesepuh maupun ikhwan atas limpahan rahmat serta karunia Allah SWT.

Pada acara ini segenap keluarga besar Al-Gaylanie menggelar acara pembacaan Manaqib Syeikh Abdul Qodir Al Jaylani, dengan harapan semoga seluruh Santri dan Segenap ikhwan, pengurus, wali talqin, mubaligh, sesepuh mendapatkan ma’unah Allah SWT, diberi kekuatan lahir batin dalam mengemban amanah yang diberikan oleh Allah Swt di Pondok Pesantren Al-Gaylanie ini.

Ponpes Al-Gaylanie telah berdiri sejak tahun 2013 dan telah ikut berperan serta dalam kegiatan dakwah, pendidikan serta kegiatan sosial kemasyarakatan. Makanya, dalam mengembangkan fungsi dan tugasnya, Pondok Pesantren Al-Gaylanie telah ikut serta dalam membentuk insan kamil, turut menciptakan umat yang beretika dan berakhlakul karimah.

Tentunya, hikmah serta manfaat dari aktivitas Ponpes Al-Gaylanie tidak hanya dirasakan oleh para ikhwan TQN, juga oleh seluruh warga masyarakat Sumsel, khususnya di kawasan rimbo mulyo.

Merujuk Tanbih atau wasiat dari pendiri Ponpes Suryalaya Syekh Abdullah Mubarrok bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) di antaranya menaati peraturan agama maupun negara, senantiasa dipegang teguh oleh para ikhwan. Dan ini terus dilaksanakan oleh Abah Anom (KH Sohibul Wafa Ta’jul Arifin) sebagai penerus Ponpes Suryalaya hingga sekarang, dijaga, dilestarikan dan di amalkan di ponpes Al-Gaylanie.

Tema HUT ke-1 ini yakni ponpes Al-Gaylanie berkhidmat membina kualitas ikhwan dan akhwat menuju insan kamil I.

Acara tasyakuran ke 1 tahun pondok pesantren Al-Gaylanie diakhiri dengan doa dan berlanjut ramah tamah dan makan bersama.(*)

17 Jan 2016

Pembangunan Sarana Prasarana Pondok Pesantren Algaylanie

Alhamdulillah, atas Izin Allah Subhanahu wata’ala proses pembangunan dan pengembangan Pesantren Algaylanie terus berjalan dengan maksimal. Hal ini seirama dengan pengembangan dan peningkatan di kualitas pembelajaran dan sarana pendukungnya.

Saat ini Pondok Pesantren Algaylanie tengah melaksanakan pembangunan rumah ustadz dan gedung serbaguna yang direncanakan terdiri dari dua lantai.Pembangunan adalah salah satu proses penting di Ponpes Algaylanie. Cobalah pikirkan, apa yang akan terjadi jika proses pembangunan di pesantren terhenti? Sementara santri yang masuk terus bertambah.

Di samping berkembangnya kegiatan belajar mengajar, kegiatan kepengasuhan santri, pembangunan pesantren sudah pasti tidak boleh terhentikan perkembangannya. Sebab jika terhenti, maka sudah pasti ada kesalahan dalam sistematika pondok pesantren.

Alhamdulillah, saat ini sudah sampai dalam tahap penambahan lapangan parkir, rumah ustadz dan asrama santri,  dilanjut dengan pembangunan gedung serbaguna berproses cepat.

Pondok pesantren Algaylanie yang lahir dari harapan dan keinginan masyarakat, mudah-mudahan akan terus melahirkan generasi yang bisa menjawab dari pada harapan dan cita-cita orang tua serta umat muslim lainnya dalam membentengi aqidah, ibadah dan mu’amalah dari ajaran-ajaran yang menyimpang.

Oleh karena itu dalam upaya mempertahankan dan memajukan serta meningkatkan mutu lembaga pendidikan Islam yang ada ini, maka zakat, infaq, shadaqah serta sumbangan lainnya yang tidak mengikat dari para dermawanlah yang memiliki andil cukup besar.

Allah SWT menjanjikan kepada siapa saja yang menafkahkan hartanya di jalan Allah akan dibalas dengan 700 kali lipat bahkan bisa lebih dari pada itu.

Seperti Firman Allah SWT dalam Q.S Al Baqarah:261 yang artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.

Mudah-mudahan Allah SWT memberikan janji itu kepada kita yang merupakan penggerak dan sebagai pemerhati serta pencipta dunia pendidikan pembentuk generasi yang berakhlaqul karimah.

Semoga Allah Subhanahu wata’ala memberikan kemudahan,keberkahan dan kelancaran dalam proses pembangunan dan peningkatan mutu kualitas pendidikan di Pesantren Algaylanie.(*)

Mengapa Harus Berthoriqoh?

Thoriqoh/tarekat adalah istilah yang dinisbatkan kepada sekelompok kaum muslimin yang mengambil jalan pendekatan kepada Allah dengan mendawamkan/melanggengkan amalan-amalan yang dipandang ringan dilakukan namun berat dalam timbangan.

Thoriqoh sendiri berarti jalan.Orang biasanya menyebut firqoh untuk aliran dan mazhab dalam fiqih. Thoriqoh sendiri dinisbatkan pada aliran dalam tasawuf.

Thoriqoh sendiri saling mendukung satu sama lain, diantara mereka saling memuji. Karena di dalam sanad thoriqoh, bertemu para ulama atau wali Allah tertentu, bila tidak, maka sanad akan bertemu pada Nabi Muhammad Saw guru dari semua guru sufi. Thoriqoh yang bersanad hingga Nabi Muhammad Saw, Jibril As disebut thoriqoh mu'tabarrah.

Ada juga thoriqoh yang tidak bersanad dan mengaku mendapat wahyu langsung dari Allah, atau Jibril As, atau melalui Khidir As, yang terakhir ini tidak diketahui tentang kelurusannya.

Sebenarnya mengapa kita harus masuk ke dalam thoriqoh. Apakah hal tersebut sebuah kewajiban? Dalam tradisi berthoriqoh, memilih masuk thoriqoh bukanlah tanpa alasan, banyak faktor yang menjadi landasanya. Kendati demikian masih ada para pengikut thoriqoh yang belum menyadari akan hal ini.

Landasan Al Qur-an
Dalam surat Al Jin ayat 16 disebutkan: “Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus dengan dawam (istiqomah) di atas jalan (thoriqoh) Alloh SWT, pasti kami akan memberi minum kepada mereka dengan air yang segar”.

Mengenai kalimat thoriqoh dalam ayat ini memang bermacam-macam tafsirannya, ada yang menafsirkan Islam, ada juga yang menafsirkan suatu jalan dalam Islam yang lebih menekankan dzikir, muroqobah, musyahadah, kebersihan hati serta mengharap ridlo Alloh. Sebagaimana yang ditafsirkan dalam kitab Hasyiyatush Showi (Syarah Tafsir Jalalain) Juz IV halaman 216. Ayat tersebut ditafsirkan sebagai berikut : “Dan seandainya hamba Alloh itu istiqomah dalam menjalankan Thoriqoh dengan sepenuh hati, yakni mendawamkan (melanggengkan) wirid, dzikir, muroqobah, musyahadah, serta melakukan hal-hal yang terpuji dan meninggalkan hal-hal yang tercela seraya mengharap ridho Alloh, pasti Alloh akan memenuhi hati mereka dengan asror wa ma’arif ilahiyyah (rahasia pengetahuan ketuhanan) serta rasa cinta yang mendalam kepadaNya.

Sementara dalamsuratAn Nahl ayat 43 disebutkan: “Maka bertanyalah kepada ahli dzikir jika kamu tidak mengetahui”.
Kata “ahlidz dzikir” menurut terjemahan Al Qur-an kementerian agama ialah orang yang mempunyai ilmu pengetahuan. Namun ada juga yang mempunyai pendapat lain, misalnya dikalangan sufi, menafsirkan kalimat “ahlidz dzikir” sebagai ahli hikmah, yakni orang-orang memahami yang makrifah. Dengan berpijak pada ayat ini membuat para pengikut thoriqoh berkesimpulan bahwa beragama tanpa bertashawuf akan kering, bertashawuf tanpa berthoriqoh bisa tersesat, ber thoriqoh tanpa keta’atan terhadap syekh atau mursyid tidak akan mencapai tujuan. Bahkan ada yang mengatakan, berthoriqoh tanpa syekh atau mursyid bisa terjadi iblis adalah gurunya.

Landasan Hadits Nabi
“Asysyari’atu aqwaalii, at thoriiqotu af’aalii, alhaqiiqotu ahwaalii, alma’rifatu ro’sul ma’alii” (HR. Anas bin Malik). Artinya : “Syari’at itu ucapanku, thoriqot itu perbuatanku, hakikat itu keadaanku dan ma’rifat itu puncak kekayaan (bathin)”. (HR. Anas bin Malik). Hadits Atsar

Sayyidina Ali pernah ditanya oleh salah seorang shohabat: “Apa anda pernah melihat Tuhan?” Jawab Ali: “Bagaimana aku menyembah kepada yang tidak pernah aku lihat,”. “Bagaimana anda melihat-Nya?” tanyanya kembali. Ali pun menjawab: “Dia tidak bisa dilihat oleh mata dengan pandangannya yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati dengan hakikat keimanan”.

Riwayat ini juga mempertegas betapa pentingnya hati bagi para pencari Tuhan, berarti ini juga bagiannya thoriqoh.
Nasehat  Imam Syafi’i
Adasebuah nasihat Imam Syafi’i yang patut dijadikan renungan :
“Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tashawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Alloh saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak menjalani tashawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan taqwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tashawuf tapi tidak mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik?
Ingin mencapai kesempurnaan dalam ibadah.

Dengan thoriqoh inilah seorang muslim berusaha mencapai kesempurnaan dalam beribadah kepada Alloh, termasuk berusaha bagaimana agar mampu beribadah seakan-akan melihat-Nya dan berusaha agar selalu bersama-Nya setiap saat dimana saja dan kapan saja. Tentunya seseorang tidak akan mampu mencapai kesempurnaan dan kenikmatan beragama secara kaffah tanpa mengamalkan tauhid, fiqih, dan tashawuf secara baik dan benar.

Disamping ajaran wirid juga ajaran kebersihan hati.
Dalam thoriqoh bukan hanya diajarkan wirid saja, tapi diajarkan pula bagaimana cara untuk membersihkan hati (tazkiyatun-nafsi) dan mendekatkan diri (taqorrub) kepada Alloh.

Memperhatikan keutamaannya berthoriqoh (tentunya dari kacamata sufi).
Diantaranya :
Dengan masuk thoriqoh berarti kita berpotensi untuk mendapatkan “Maa’an Ghodaqo”. (berdasarkan surat Al jin ayat 16). Adapun maksudnya “Maa’an Ghodaqo” itu adalah rahasia pengetahuan ketuhanan, serta rasa cinta yang mendalam kepadaNya.

Dengan masuk thoriqoh berarti telah berupaya untuk mendekatkan diri kepada Alloh.
Karena di dalam hadits nabi telah diperintahkan : “Adakanlah! (jadikanlah!) dirimu itu beserta Alloh, jika engkau (belum bisa) menjadikan dirimu beserta Alloh, maka adakanlah (jadikanlah) beserta dengan orang-orang yang beserta Alloh, maka sesungguhnya, (orang itulah) yang menghubungkan engkau kepada Alloh (yaitu Rohaninya). (Hadits Riwayat Abu Daud).

Bagi dunia tashawuf, mursyid (pimpinan suatu thoriqoh) itu adalah orang yang sudah dekat dengan Alloh (beserta Alloh). Dengan demikian, bila kita masuk dalam suatu thoriqoh yang dipimpin oleh seorang mursyid, berarti sama halnya telah mengusahakan diri kita beserta dengan orang yang beserta Alloh.
Dengan berthoriqoh (berguru ke seorang yang mursyid), berarti juga akan mendapat syafaat dari mursyidnya.

Sebagaimana diterangkan dalam hadits nabi : “Dari Abu Sa’id, Rosululloh SAW bersabda, “Sesungguhnya sebagian dari umatku ada yang memberi syafaat kepada golongan besar dari manusia, sebagian dari mereka ada yang memberi syafaat kepada satu suku, sebagian dari mereka ada yang memberi syafaat kepada satu orang, sehingga mereka masuk surga semuanya.” (H.R. Tarmizi).

Apa yang diamalkan dalam Thoriqoh (contoh: tarekat Qadiriyah dilakukan setelah selesai sholat)

- Membaca istighfar 3 x setelah sholat fardhu. Jumlah ayat dan hadits tentang tobat telah sangat jelas.

- Membaca shalawat 3x setelah sholat fardhu. Keutamaan membaca shalawat sangat jelas.

- Membaca syahadat 165 kali setelah sholat fardhu. Keutamaan syahadat sangat jelas.

Seorang bertanya apakah ada dalil tentang angka 165, maka seorang pengikut tarekat, syahadat adalah hal yang diperintahkan, dan tidak ada yang melarang membaca dalam jumlah dan waktu tertentu. Hal ini malah didukung hadits dari 'Aisyah ra, di atas tentang keistiqomahan.

Dan Insya Allah dari sanadnya sendiri sudah merupakan penguatan dalilnya.
- Mengirim alfatihah kepada para guru: terutama kepada Syekh Abdul Qodir Jaelani dan Syekh Abu al-Qosim Junaid al Bagdadi. Di dalam kitab “al Mughni” oleh Ibnu Qudamah disebutkan: Ahmad bin Hanbal mengatakan,”Segala kebajikan akan sampai kepada si mayit berdasarkan nash-nash yang ada tentang itu, karena kaum muslimin biasa berkumpul di setiap negeri kemudian membaca Al Qur’an dan menghadiahkannya bagi orang yang mati ditengah-tengah mereka dan tidak ada yang menentangnya, hingga menjadi kesepekatan.” (Fiqhus Sunnah juz I hal 569)

Kita perhatikan betapa 'sedikitnya' amalan yang dilakukan selesai sholat oleh  seorang pengikut tarekat Qodiriyah. Kebanyakan ulama-ulama yang menggabungkan banyak tarekat menurut kesanggupan masing-masing.

Jadi kita melihat bahwa tidak ada hal yang baru dalam amalan tarekat. Semua ada landasan, dan perjanjiannyapun dilakukan karena adalah landasannya tentang keistiqamahan dalam beramal. Maka barangsiapa mencela tarekat, maka sesungguhnya mencela perkataan Nabi Saw tentang keistiqamahan, dan mencela amalan-amalan yang berdalil.

Bagi tradisi tashawuf, seorang mursyid diyakini juga bisa memberi syafaat bagi pengikutnya.
Dengan berthoriqoh (berguru ke seorang yang mursyid), berarti akan senantiasa mendapat bimbingan untuk membersihkan hati, untuk menuju kepada Alloh. Karena memang itulah keahlian seorang mursyid, memberi petunjuk, membimbing muridnya agar bisa sampai pada Alloh.(*)

Al Gaylanie Adalah Mercusuar Ajaran Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah

K.H. Anjas Hidayatulloh, S .Ag

Al Gaylanie Adalah Mercusuar
Ajaran Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah


Semakin jauh dari masa Rasulullah dan semakin luas daerah-daerah yang mengenal Islam, semakin luas pula perkembangan ilmu keislaman. Perkembangan di sini diartikan dalam hal yang positif bukan perkembangan yang keluar dari garis besar tuntunan Islam.

Misalnya, dahulu di zaman Rasulullah dan sahabatnya, huruf-huruf Alquran ditulis dengan tanpa menggunakan harokat dan tanda titik.

Setelah orang-orang non-Arab mengenal Islam, penulisan huruf-huruf Alquran lebih disederhanakan dengan menambahkan titik pada huruf-huruf yang hampir sama, lalu di masa berikutnya ditambahkan harokat. Yang demikian dimaksudkan agar orang-orang non-Arab mudah membacanya.

Demikian juga dalam permasalahan agama secara umum, para sahabat dimudahkan dalam memahami Islam karena mereka bisa bertanya langsung dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para tabi’in bisa bertanya kepada para sahabat.

Adapun orang-orang setelah mereka, dengan penyebaran Islam yang luas membutuhkan penyederhanaan yang lebih mudah dipahami oleh akal pikiran.

Seperti halnya keberadaan Pondok Pesantren Algaylanie sebagai sarana khidmat/pengabdian dalam rangka mengamalkan, mengamankan, dan melestarikan ajaran Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya, maka syekh mursyid Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah yakni Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Almaslul, Qs (mursyid TQN-PPS Ke-38) mengangkat beberapa orang wakil talkin, terutama di Sumatera Selatan pangersah Abah Aos mengangkat 3(tiga) orang wakil talkin salah satunya K.H. Anjas Hidayatulloh, S. Ag.

K.H. Anjas Hidayatulloh menjelaskan Tarekat Qoodiriyah Naqsyabandiyah atau Thoriqoh Qoodiriyah Naqsyabandiyah adalah perpaduan dari dua buah tharekat besar, yaitu Thariqah Qadiriyah dan Thariqah Naqsabandiyah.

Pendiri tarekat baru ini adalah seorang Syekh Sufi besar yang saat itu menjadi Imam Masjid Al-Haram di Makkah al-Mukarramah, Syaikh Ahmad Khatib Ibn Abd.Ghaffar al-Sambasi al-Jawi (w.1878 M.). Dia adalah ulama besar nusantara yang tinggal sampai akhir hayatnya di Makkah. Syaikh Ahmad Khatib adalah mursyid Thariqah Qadiriyah.

Kiyai Haji yang memiliki nama kecil Anjasmara ini dan kemudian diganti nama beliau oleh pangersah abah Aos Anjas Hidayatulloh, menekankan hidup kita mulai hari ini dengan motto "hidup harus dijalani, dinikmati, disyukuri",  karena Mau tidak mau, setuju atau tidak, kehidupan akan terus berjalan. Oleh karena itu, apapun keadaan kita hari ini, ambillah keputusan untuk menjalani kehidupan kita dengan sebaik mungkin.

K.H. Anjas Hidayatulloh, S. Ag, anak ke lima dari sembilan saudara ini selain ahli dzikir dan shalat, juga diberikan Allah. S.W.T kemampuan dalam ilmu pengobatan berbagai penyakit menggunakan metode wudlu dan mandi taubat. Perpaduan kedua metode itu sampai kini tetap digunakan oleh beliau untuk mengobati para pasiennya dari yang paling ringan sampai yang paling berat, dan cukup berhasil.

Alumni IAIN Raden Fatah Palembang tahun 1998 ini berharap kedepannya Yayasan Serba Bhakti Pondok Pesantren Algaylanie bisa menjadi mercusuar ajaran thoriqoh qodiriyah naqsabandiyah pondok pesantren Suryalaya di Sumatera khususnya Sumatera Selatan sebagaimana pernah di sabdakan oleh pangersah abah Anom, amalan ajaran TQN Pondok Pesantren Suryalaya, cermati Tanbih. Hormat kepada yang lebih tinggi, jangan bersengketa, rendah hati, gotong royong, jangan berselisih, jangan menghina, jangan angkuh, harus kasih sayang, manis budi, ramah tamah, murah tangan, dan wa'tashimu bihablillah.

Suami dari Astiani Lismiyati ini meyayangkan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah yang tidak dapat berkembang dengan baik di luar pulau jawa. Keberadaan tarekat ini di luar pulau Jawa, termasuk di beberapa negara tetangga berasal dari kemursyidan yang ada di pulau Jawa.

Penyebab ketidakberhasilan penyebaran tarekat ini di luar pulau Jawa adalah karena tidak adanya dukungan sebuah lembaga permanen seperti pesantren.Mudah-mudah dengan hadirnya Ponpes Algaylanie bisa menerapkan secara lebih baik lagi kepada masyarakat Azas Tujuan Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya.

Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah adalah sebuah tarekat yang berdiri pada abad XIX M. oleh seorang sufi besar asal Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa dinamika intelektual umat Islam Indonesia pada saat itu cukup memberikan sumbangan yang berarti bagi sejarah peradaban Islam, khususnya di Indonesia. Kemunculan tarekat ini dalam sejarah sosial intelektual umat Islam Indonesia dapat dikatakan sebagai jawaban atas "keresahan Umat" masa kini.

Maka seluruh pengurus Pondok Pesantren Algaylanie berkomitmen untuk menjadikan Algaylanie sebagai sarana khidmat dalam motto "Wa tawashou Bilhaq dan Wata'waa shoubish-shoub" ujar beliau(*)

K.H. Anjas Hidayatulloh, S .Ag

Alumni: IAIN Raden Fatah Palembang 1998

Tempat & Tgl.lahir: Palembang, 13 Oktober 1974

Istri : Astini Lismiyati

Anak:
1. Muhammad Ramyza (SMP)

2. Yasmine Dhafirs (SD)

3. M. Fajar Shiddiq (SD)

4. Ahmad Fadhlan Haristi (TK)

Profesi:
1.Wakil Talkin TQN Suryalaya

2.Pimpinan Ponpes Algaylanie

 

Melestarikan Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah

Ust. Zaki Mubarak  ketua ponpes Algaylanie (kiri) bersama rekan kerja dan teman sejawat di sebuah majelis pengajian
Berawal nyantri di majelis taklim di Pondok Pesantren Suryalaya yang dirintis oleh Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad atau yang dikenal dengan panggilan Abah Sepuh, H. Yuda Mulia Angga Sasmita beserta istrinya, dan Ust. Zaki Mubarak belajar membaca Alquran dan ilmu-ilmu fikih lainnya.

Seiring perjalanan waktu dari niat H. Yuda Mulia Angga Sasmita (ketua yayasan Algaylanie) beserta istrinya, dan Ust. Zaki Mubarak (ketua ponpes Algaylanie) untuk mempelajari ilmu fikih membawa dampak kepada rekan kerja dan teman sejawat di sebuah majelis pengajian yang kurang lebih berjumlah tiga puluh orang saat itu, mereka bersikeras untuk mengetahui apa itu toriqoh yang selama ini seperti disembunyikan, akhirnya bersama dua belas orang (Ust.Zaki dan kawan-kawan) berangkat ke Pondok Pesantren Sinarasa di Cecere yang di pimpin Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Q.S' atau lebih dikenal dengan "abah Aos" untuk di talqin dan diajarkan dzikir. Didalam thoriqoh ada yang disebut Talqinudz-Dzikir, yakni pendiktean kalimat dzikir La ilaaha illallah, Dalam melaksanakan dzikir thoriqoh seseorang harus mempunyai sanad (ikatan) yang mutasil (bersambung) dari guru mursyidnya yang terus bersambung sampai kepada Rasulullah SAW.

Sepulangnya dari Cicere keduabelas orang tersebut (ust. Zaki dan kawan-kawan) terbesit niat untuk membangun pesantren dan pada saat itu mereka tidak memiliki dana/biaya untuk bisa membangun pesantren, namun Allah S.W.T mampu menghadirkan solusi serta memberikan jalan keluar atas persoalan mereka tersebut, salah seorang ibu dari ikhwan mewakafkan sebidang tanahnya seluas satu hektare untuk didirikan pesantren.

Pada bulan enam 2013, ust. Zaki dan teman-teman kembali ke Cicere untuk menemui abah Aos untuk membicarakan rencana pembangunan pondok pesantren dan nama pesantren, saat itu abah Aos berkata "kasih nama pondok pesantrennya dengan nama Algaylanie"

Akhirnya pada bulan sebelas pembangunan pondok pesantren Algaylanie bisa dilaksanakan, dan diresmikan pada tanggal 12 Desember 2014.
Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Q.S  (Abah Aos)menetapkan lima penetapan:

1. Pendopo Ponpes Algaylanie dirubah oleh pangersah abah Aos dengan memberikan nama        terhadap Madrasah Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Ponpes Suryalaya "insan kamil satu".

2. Abah Aos merestui pemakaian Madrasah Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah untuk digunakan     sebagai tempat manakib dan peresmian Ponpes Algaylanie pada tanggal 12 Desember 2014.

3. Berkenan hadir saat peresmian Ponpes Algaylanie.

4. Abah Aos menyetujui pembangunan icon Algaylanie yakni bersatunya tiga ikan.

5. Abah Aos menyetujui ponpes Algalanie sebagai sub bidang dakwahnya dalam mendirikan panti Inaba.

Alhamdulillah dengan telah berdirinya Pondok Pesantren Algaylanie pelestarian Dakwah Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah ponpes suryalaya bisa terus dijaga, diamalkan dan di sempurnakan.(*)

Promonesia, Dream for Freedom Peduli Perkembangan Agama

Dream For Freedom atau disingkat D4F adalah Komunitas Sosial Keuangan terbaru dengan teknologi yang jauh lebih canggih dan dengan Security Web yang sangat kuat, serta manager yang loyalitas besar/tinggi. 

D4F memadukan beberapa unsur bisnis. Ada bisnis "Real" nya, ada Network Marketingnya (System Binari), ada juga program saling membantu antar anggota Partisipan (komunitas). Jadi D4F penyempurnaan dari kelemahan sistem yanag sudah ada.

D4F saat ini sangat booming di indonesia bisa di lihat dari banyaknya anggota yang bergabung tiap harinya, juga dari statistik "Alexa" yang makin ramping.

Pada hari Minggu, tanggal 25 Oktober 2015, Algaylanie mendapat undangan dari pihak Dream 4 Freedom di PSCC Mall Palembang.

Owner D4F Fili Muttaqien yang sudah punya reputasi yang kuat di MLM, memberikan bantuan Rp.20.000.000,- kepada pones Algaylanie, yang diterima langsung oleh ketua Yayasan Algaylanie H.Yuda Mulia, sebagai bentuk ibadah dan kepedulian D4F terhadap perkembangan agama.

Menurut owner D4F, Fili Muttaqien, "Ini komunitas, bukan sistem asuransi, MLM ataupun investasi, tapi ini adalah sebuah komunitas yang saling membantu," (*)

Raudhatul Athfal Raih 9 Tropi 1 Muharram 1437 Hijriyah

Untuk pertama kalinya santri Pondok Pesantren Algaylanie mengikuti perlombaan dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharam 1437 Hijriyah pada  tanggal 14 Oktober 2015.

Perlombaan yang di selenggarakan oleh IRMA Al Akhyar Sukamulya tersebut dalam rangka memperingati tahun baru Islam 1 Muharam 1437 yang jatuh pada tanggal 14 Oktober 2015.

Alhamdulillah, santri TK/TPA Raudhatul Athfal Insan Kamil I Pondok pesantren  Algaylanie berhasil mendapatkan 9 tropi piala dalam perlombaan 1 Muharam 1437 di desa Sukomulyo.(*)