loading...

DUNIA UNTUK AKHIRAT

Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia, segala bisnis yang ada di dalamnya, perniagaan, pekerjaan, juga permasalahan, kesulitan, persoalan hidup, cita-cita, planning, tujuan, oretan marketing, oretan organisasi, impian keluarga, diri pribadi, semua apa yang ada di dunia ini, seusungguhnya apa?

PERLUKAH KITA BERTHORIQOH ?

Habib Luthfi menerangkan bahwa qalbu manusia merupakan tempatnya lalai. Kelalaian inilah yang mengakibatkan seseorang itu berbuat hal yang tidak diridhai Allah dan tidak disukai Rasulullah Saw.

DI BALIK KETIDAKTAHUAN

Alloh memberi apa yg kita butuhkan, bukan apa yg kita inginkan. Lakukan bagianmu saja, dan Alloh mengerjakan bagian NYA.

Tentang DZIKIR yang Membekas

Dzikir yang mampu mengubah kehidupan menjadi lebih baik itu ialah Dzikir yang memenuhi syarat-syarat berikut:

DZIKIR SEBAGAI JALAN PENEBUSAN DOSA

”Mereka tidak berhak mendapat syafaat, (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Alloh) Yang Maha Pengasih.” (QS. Maryam/19 : Ayat 87)

30 Mei 2016

Menempuh Jalur Sufi Tanpa Guru Akan Sesat

 
Tabaruk Kitab Miftahus Shudur
(Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin (Abah Anom) Qs)
 
Barangsiapa yang menempuh jalur sufi dengan tanpa syeikh mursyid akan sesat pada awal langkahnya.Qola Syeikhuna Almukarom Syeikh Ahmad Shohibulwafa Tajul’Arifin Qs:
Sabda Guru Agung Syeikh Ahmad Shohibulwafa Tajul’Arifin ( didalam kitab Miftahusshudur ) :

“Wa man tholaba thoriiqol qoumi bighoyri imamin ‘aarifin billah, taaha fii awwali qodamin.

barangsiapa yang ingin menempuh jalan kaum sufi tanpa imam yang arif  ia akan sesat pada awal langkah kakinya.

Wa kafaa syarofan lithoriiqihim annuuro niyyi anna sayyidanaa musa ‘alaihissalaam, Wahuwa minal mursaliin uuliil’azmi, tholabahu minal khidlir ‘alaihissalam, wa qola lahu : “ Hal attabi’uka ‘alaa an tu’allimani mimmaa ‘ullimta rusydaa ?”.

Cukuplah untuk menunjukkan kemuliaan jalan nurani kaum sufi bahwa Nabi Musa As padahal ia serang Rosul yang Ulul ’azmi, meminta kepada Khidir As agar diajari ilmu tersebut. Dan Musa As berkata :

‘Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku Rusyd ( ilmu yang benar ) diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?
Wa hadzaa aqwaa daliilin ‘alaa wujuubi tholabit tashuwwuf wa huwa ‘ilmu aadabil qulub min ahlihi.

Inilah dalil yang paling kuat yang menunjukkan kewajiban mencari Tashowwuf , yakni ilmu tentang etika(adab) hati dan Ahlinya.

# idza lam yakun linnafsi syaikhun lahu hudaa # yu addi buhaa birruuhi za ghot’anissairi #wa laa ya’burul bahrol khidlma wanawaahu # siwaa maahirin yad riil malaahata fiil bahri #wa lau lattishoo lul kahrobaa I bi ash liha # ‘alaa maujatit tayyaa ri maa nuuru haa yas rii #

Bila seseorang tidak mempunyai seorang syaikh yang telah memperoleh petunjuk # Yang mendidiknya dengan ruh, maka ia akan tersesat dijalan.

Tak akan ada yang dapat menyebrangi dan mengarungi lautan lepas selain orang yang tahu benar bagaimana berlayar di lautan.Andai tak ada hubungan listrik dengan sumbernya  melalui gelombang aliran, tentu cahayanya tak akan bersinar.

Uraian penjelasannya :
Wa man tholaba thoriiqol qoumi bighoyri imamin ‘aarifin billah, taaha fii awwali qodamin.
Barangsiapa yang mencari menempuh T horiqoh kaum sufi (menempuh perjalanan kaum sufi) dengan tanpa I mam , (dengan tanpa mursyid, dengan tanpa syaikh, dengan tanpa guru) yang Arif Billah (yang Ahli Ma’rifat kepada Alloh) .
(difinisi ma’rifat disini ma’rifat itu bisa dicapai atau hasil ma’rifat itu dengan terbukanya hijab, penghalang, belenggu yang ada dari berbagai hijab nafsu, hijab diri yang ada dicermin hati kita, dengan membersihkan hijab diri itu bisa melihat rahasia keindahan dan kekayaan sir didalam diri ).

Maka dengan tegas Abah Anom menjelaskan akan sesat pada awal langkahnya’. itulah pentingnya Imam , sebagai penuntun didalam perjalanannya. Dan Alhamdulillah kita masih punya serta masih tersambung dengan Guru Mursyid Pangersa Abah Anom dan sampai ke -Silsilah selanjutnya penerusnya yaitu Pangersa Abah A os, dan kita harus yakin karena kita duduk bersama-sama dengan Ahli Yaqin.

Wa kafaa syarofan lithoriiqihim annuuro niyyi anna sayyidanaa musa ‘alaihissalaam, Wa huwa minal mursaliin uuliil’azmi, tholabahu minal khidlir ‘alaihissalam.

Cukup untuk menunjukkan kemuliaan perjalanan Thoriqoh para syeikh-syeikh sufi yang selalu memantulkan cahaya. Sesungguhnya Nabi Musa As yang termasuk Rosul Ulil’azmi.
(yang termasuk Ulil’azmi yaitu :
Nabi Mumahmmad Saw, Nabi Ibrohim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As, Nabi Nuh As).
Nabi Musa As meminta ilmu tersebut kepada Nabi Khidir As, diabadikan didalam Al Qur’an surat Kahfi ayat : 66 :
wa qola lahu : ‘Hal attabi’uka ‘alaa an tu’allimani mimmaa ‘ullimta rusydaa’.

Nabi Musa As berkata : “ Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku Rusyd ( ilmu yang benar ) diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?.Ini pelajaran besar didalamnya, Nabi Musa As yang sudah diberi kemuliaan, termasuk Rosul yang termasuk Ulil’azmi masih mau mencari, mengikuti, Guru Pembimbingnya yaitu Nabi Khidir As . A palagi yang bukan Nabi, yang bukan Rosul, yang hanya orang biasa masih juga tidak mau mencari dan mengikuti Guru Mursyid seorang Imam yang Arif Billah .

Nabi Musa As walau pun sudah mendapat predikat tertinggi tidak terhijab oleh pangkat ketinggiannya, tidak merasa gengsi atau tidak bersikap angkuh untuk ikut kepada Nabi Khidir As.Wa hadzaa aqwaa daliilin ‘alaa wujuubi tholabit tashuwwuf wa huwa ‘ilmu aadabil qulub min ahlihi.
Ini adalah petunjuk yang paling kuat, akurat, dan yang menunjukkan wajib untuk mencari Tashowwuf .(Abah Anom mendifinisikan Tashowwuf itu Ilmu Adab (ilmu akhlak, etika, sopan santun) ).

Belajar Tashowwuf harus kepada A hlinya, yang tahu obat yang paling mujarab untuk mengobati segala penyakit-penyakit hati.

# idza lam yakun linnafsi syaikhun lahu hudaa # yu addi buhaa birruuhi za ghot’anissairi #
# Bila seseorang tidak mempunyai seorang S yaikh yang telah memperoleh petunjuk # Yangmendidiknya dengan ruh, maka ia akan tersesat dijalan #

#Wa laa ya’burul bahrol khidlma wanawaahu # siwaa maahirin yad riil malaahata fiil bahri #
# Tak akan ada yang dapat menyebrangi dan mengarungi lautan lepas # Selain orang yang tahu benar bagaimanaberlayar di lautan #   

#Wa lau lattishoo lul kahrobaa I bi ash liha # ‘alaa maujatit tayyaa ri maa nuuru haa yas rii #
Andai tak ada hubungan listrik dengan sumbernya#melalui gelombang aliran, tentu cahayanya tak akan bersinar #.

Mudah - mudahan kita terus istiqomah ikut Mursyid Fii Hajal Zaman dan mudah-mudahan kita diaku oleh Beliau, dijadikan murid yang istiqomah, menjadi murid yang tidak sebatas bisa membangga-banggakan Guru tetapi menjadi murid yang bisa dibanggakan oleh Guru...aamiin.(*)

28 Mei 2016

Guru Mursyid



KH. M. Abdul Gaos Saefulloh Maslul (Abah Aos)

Guru Mursyid adalah Guru jasmani dan Guru ruhani, Guru jasmani sebagai acuan dan saksi didunia ini. Sedangkan Guru Ruhani harus kita rasakan didalam qolbu dan kita yaqini sebagai saksi dihari akhir ( Detik ini adalah hari akhir). 

Guru Jasmani dapat kita lihat dan dapat kita mintai bimbingan secara berhadapan dan mencontoh langsung adab dan perilaku yang Kholis Mukhlisin hingga sampai tahapan Insanul Kamil, sedangkan Guru ruhani tidak dapat kita lihat apalagi kita mintai bimbingan dan petunjuk tanpa tahu ilmunya, karena ini sudah tidak menyangkut masalah akal pikiran tapi pemahaman qolbu. 

Sebab Guru Ruhanilah yang akan mengantar, membimbing untuk menuju ma'rifatulloh secara hakiki kepada Alloh ta'ala secara haqqul yaqin Sulit jika kita tidak mengenalnya dengan berlatih mengenal dan menyelami keEGOan kita dengan dzikir, sebab pemahaman qolbu ada didalam EGO kita, barangsiapa yang sudah bisa mengendalikan EGO maka tanpa kita sadari, kita telah mulai membuka jendela pemahaman pemikiran qolbu sehingga telinga akan mendengar sabda dari Mursyidnya dan hidung hati akan mencium wewangian barokah dan berkah Mursyidnya . Beruntunglah jika diberi anugrah tersebut. Kedua hal ini (Guru Jasmani dan Guru Ruhani ) bisa didapat ketika Guru Mursyid masih ada didunia ini. 

Jika salah satu saja tidak ada maka itu namanya bukan Guru mursyid. Sebab tidak bisa membimbing secara lahir bathin, dan menyempurnakan jasad dan ruh. Seandainnya Guru Mursyid secara Jasmaniyah telah tiada maka segeralah mencari penerus (pengganti) Mursyid tersebut yang mendapat otoritas limpahan dari Mursyid sebelumnya. 

Seorang Murid tidak layak bertanya siapakah dia, siapakah itu ? Guru Mursyid sudah memberikan alat Muraqabah jika ingin mengetahuinya. Persoalannya yang timbul adalah tidak semua murid memiliki kemampuan untuk ber muraqabah. makanya sangat sulit untuk mengetahuinya. 

Hanya para guru, para ahli silsilah yang benar yang dapat menghantarkannya pada maqom muraqabah, bukan hanya sekedar dikaji sebagai ilmu. karena Muraqabah itu sendiri adalah sebuah Pintu menuju muraqabah keilmuan. Alloh nampak nyata didalam qolbunya, dimana kita bertanya, dijawab secara nyata, sebab Alloh lebih dekat dari urat nadi, lebih dekat dari pada terjaga dan mengantuk tak bercerai berai bagi yang terbimbing. 

Ketahuilah arwahul Muqaddasah Rosulullah sumbernya satu, dari satu titik menuju ketitik berikutnya Berganti Busana (jasad) orang jawa mengatakan ngracut busana kemanusiaan. sebab jasad memiliki keeterbatasan dan kerelatifan dalam menuju titik yang baru. Dan tidak akan berhenti pada satu titik dari semenjak Nabi Adam, Nabi Muhammad sampai pada masa sekarang ini. Arwahul Muqaddasah Rosululloh masih tetap sempurna, utuh dan terjaga kerahasiaannya yang bersemayam kedalam wadah yang dirihoi oleh Alloh SWT. Wallohu'alam...



24 Mei 2016

Prof. DR. KH. Jujun Junaedi " Shalat Mereka Di Sekitar Baitullah Itu, Lain Tidak Hanyalah Siulan Dan Tepuk Tangan"

Prof. DR. KH. Jujun Junaedi bersama pengurus Yayasan Serba Bhakti Al Gaylanie
Prof. DR. KH. Jujun Junaedi adalah seorang da’i kondang asal Garut, Jawa Barat.
Sejak usianya baru empat tahun, Jujun telah mulai menapaki karirnya sebagai seorang ‘Ajengan Cilik’. Bahkan cerita tentang lahirnya mubalig cilik, sempat menggegerkan tatar Pasundan.

Sekitar tahun 1970-an, nama Jujun telah menarik perhatian umat Islam. Gebrakannya cukup berhasil, sehingga pada waktu itu, banyak masyarakat yang membicarakan Jujun sebagai ‘anak ajaib’. Dakwah-dakwah KH. Jujun Junaedi yang unik  sangat digemari masyarakat, terutama orang Sunda. Ciri khas-nya tidak banyak dimiliki oleh kebanyakan mubalig lainnya.

Pada kesempatan berkunjung di kota Palembang, 31 Januari 2016 seusai mengisi acara dan tausiyah "Damai Indonesiaku" di masjid Agung Palembang yang di gelar tv One, KH.Jujun Junaedi menyempatkan waktunya untuk menyambangi saudara seperguruannya K.H. As'ad Balkhi (Wakil talqin TQN Suryalaya) di Banten IV Plaju, dan memberikan tausiyah pada acara Manaqiban yang diadakan di masjid Nurul Yakin Banten Plaju Palembang.

Dalam tausiyahnya pada Manaqiban di Masjid Nurul Yakin Banten Plaju Palembang K.H.Jujun Junaedi mengatakan, thoriqoh itu amalan bukan aliran, maka dari itu kita harus senantiasa mengamalkan ajaran thoriqoh (TQN Suryalaya) yang kita pelajari selama ini dan senantiasa ber-istiqomah, dan sebagai orang yang sudah ber-thoriqoh, salah satu tugas kita adalah bagaiman kita bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat yang tidak mengetahui apa itu Thoriqoh.

Menurut K.H. Jujun Junaedi, dzkir yang paling afdhol dan utama adalah "La ilaha illallah", kalimat “Laa ilaha illallah” merupakan rukun Islam yang pertama, dan para ulama menjelaskan bahwa makna di dalam ayat ini menunjukkan bahwa kalimat “la ilaha illallah” itu adalah hal pertama yang wajib diketahui dan didahulukan dari rukun Islam yang lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi siapa saja yang mengucapkan “la ilaha illallah”, dan dia berharap wajah Allah dari ucapannya tersebut.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

K.H.Junjun Junaedi juga mengatakan , dengan mengamalkan dzikir, khataman, manaqiban dan amal shaleh yang lain baik secara lahiriyah maupun batiniah, maka Allah akan mengabulkan hajat-hajat kita. Amalkan dengan ikhlas dan bersabarlah. Dan salah satu ilmu yang telah diberikan oleh Pangersa Abah adalah dzikir Khofi. Setiap pekerjaan baik yang kita laksanakan, apabila diiringi dengan ingat kepada Allah, maka akan bernilai ibadah, tanpa diiringi dengan ingatan kepada Allah, meskipun shalat di depan Ka'bah, tiadalah artinya. "Shalat mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepuk tangan... [al-Anfal (8) : 35]

Oleh karena itu, marilah kita tunaikan shalat, laksanakan tugas sehari-hari disertai dengan dzikrullah (selalu ingat kepada Allah di dalam hati).

Seusai memberikan tausiyah-nya di masjid Nurul Yakin Plaju, K.H. Jujun Junaedi beserta rombongan  menyempatkan diri bersilahturahmi ke Panti Asuhan Subullussalam yang dipimpin K.H.As'ad Balkhi, setelah berbincang-bincang sejenak dan menikmati durian asal palembang K.H.Jujun Junaedi beserta rombongan berpamitan untuk kembali ke Jakarta.(*)


21 Mei 2016

Dzikir Nasional " Manaqib Qubro "

Manaqib Qubro memiliki arti yang sangat penting. Dimana manaqib itu kisah, karena selalu membaca kisah-kisah hidup Syekh Abdulqodir Jaelani, memberikan pengalaman dan pelajaran hidup yang sangat baik untuk dibagikan dan ditauladani.

Sementara Qubro artinya besar, atau sama dengan akbar. Sehingga, kegiatan Dzikir Manaqib Qubro adalah kegiatan Dzikir akbar. ISTIQLAL-JAKARTA, 21 Februari 2016, matahari ceria memancarkan cahayanya yang hangat di seluruh permukaan kota Jakarta, suasana yang kondusif untuk memulai sebuah aktifitas.

Di pusat kota, tepatnya di Masjid Istiqlal, ribuan orang telah memadati masjid kebanggaan bangsa Indonesia. Sebagian besar jamaah wanita mengenakan busana muslimah putih-putih memenuhi sayap kiri aula utama, meninggalkan kesan hamparan landscape salju di atas dataran Kutub Utara. Di sayap kanan, corak warna-warni sangat kentara ditampilkan oleh balutan busana muslim jamaah pria yang menghadirkan keragaman kultur Indonesia.

Pagi itu, 21 Februari 2016 Masjid Istiqlal disesaki jamaah Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya (baca: TQN Suryalaya). Mereka akan menghadiri kegiatan Manaqib Qubra Syekh Abdul Qadir Al Jailani yang akan diselenggarakan di masjid yang menjadi simbol umat muslim Indonesia.

Ribuan jamaah hadir dari berbagai penjuru, 120 buah bus pariwisata yang berkapasitas 40-60 orang dari berbagai Kota dan Kabupaten berdatangan. Dari Ciamis, juga dari Tegal dan Pekalongan. Kota dan Kabupaten Bandung, juga Banten, Lampung dan Palembang. Ikhwan dan akhwat sekitar Jabodetabek berdatangan menjelang acara dimulai, mereka menggunakan transportasi pribadi dan umum.

Kegiatan manaqib sebenarnya sudah sering dilaksanakan oleh Jamaah TQN Suryalaya. Setiap tanggal 11 di semua bulan kalender hijriyah mereka berkumpul di pusat orbitnya, yaitu Pondok Pesantren Suryalaya, Desa Tanjungkerta, Kabupaten Tasikmalaya. Di pondok itu, berdiam Sang Mursyid tercinta, KH. M. Abdul Gaos Saefulloh Maslul atau yang akrab disapa Abah Aos .

Manaqib adalah proses latihan (riyadhah) yang harus dilakukan oleh Ikhwan-akhwat (murid-murid) TQN Suryalaya paling tidak sebulan sekali.

Di dalam ritual riyadhah itu dilakukan rangkaian pembacaan ayat suci Al Qur’an, Tanbih (nasehat) dari Syekh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad (pendiri Pondok Pesantren Suryalaya), Tawassul (rangkaian wirid dan do’a khas TQN Suyalaya) dan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jailani (biografi pendiri Tarekat Qadiriyyah). Kemudian dilanjutkan dengan tausiyah.

Biasanya rangkaian ritual di atas dilakukan oleh lima petugas yang berbeda.(*)