loading...

30 Mei 2016

Menempuh Jalur Sufi Tanpa Guru Akan Sesat

 
Tabaruk Kitab Miftahus Shudur
(Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin (Abah Anom) Qs)
 
Barangsiapa yang menempuh jalur sufi dengan tanpa syeikh mursyid akan sesat pada awal langkahnya.Qola Syeikhuna Almukarom Syeikh Ahmad Shohibulwafa Tajul’Arifin Qs:
Sabda Guru Agung Syeikh Ahmad Shohibulwafa Tajul’Arifin ( didalam kitab Miftahusshudur ) :

“Wa man tholaba thoriiqol qoumi bighoyri imamin ‘aarifin billah, taaha fii awwali qodamin.

barangsiapa yang ingin menempuh jalan kaum sufi tanpa imam yang arif  ia akan sesat pada awal langkah kakinya.

Wa kafaa syarofan lithoriiqihim annuuro niyyi anna sayyidanaa musa ‘alaihissalaam, Wahuwa minal mursaliin uuliil’azmi, tholabahu minal khidlir ‘alaihissalam, wa qola lahu : “ Hal attabi’uka ‘alaa an tu’allimani mimmaa ‘ullimta rusydaa ?”.

Cukuplah untuk menunjukkan kemuliaan jalan nurani kaum sufi bahwa Nabi Musa As padahal ia serang Rosul yang Ulul ’azmi, meminta kepada Khidir As agar diajari ilmu tersebut. Dan Musa As berkata :

‘Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku Rusyd ( ilmu yang benar ) diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?
Wa hadzaa aqwaa daliilin ‘alaa wujuubi tholabit tashuwwuf wa huwa ‘ilmu aadabil qulub min ahlihi.

Inilah dalil yang paling kuat yang menunjukkan kewajiban mencari Tashowwuf , yakni ilmu tentang etika(adab) hati dan Ahlinya.

# idza lam yakun linnafsi syaikhun lahu hudaa # yu addi buhaa birruuhi za ghot’anissairi #wa laa ya’burul bahrol khidlma wanawaahu # siwaa maahirin yad riil malaahata fiil bahri #wa lau lattishoo lul kahrobaa I bi ash liha # ‘alaa maujatit tayyaa ri maa nuuru haa yas rii #

Bila seseorang tidak mempunyai seorang syaikh yang telah memperoleh petunjuk # Yang mendidiknya dengan ruh, maka ia akan tersesat dijalan.

Tak akan ada yang dapat menyebrangi dan mengarungi lautan lepas selain orang yang tahu benar bagaimana berlayar di lautan.Andai tak ada hubungan listrik dengan sumbernya  melalui gelombang aliran, tentu cahayanya tak akan bersinar.

Uraian penjelasannya :
Wa man tholaba thoriiqol qoumi bighoyri imamin ‘aarifin billah, taaha fii awwali qodamin.
Barangsiapa yang mencari menempuh T horiqoh kaum sufi (menempuh perjalanan kaum sufi) dengan tanpa I mam , (dengan tanpa mursyid, dengan tanpa syaikh, dengan tanpa guru) yang Arif Billah (yang Ahli Ma’rifat kepada Alloh) .
(difinisi ma’rifat disini ma’rifat itu bisa dicapai atau hasil ma’rifat itu dengan terbukanya hijab, penghalang, belenggu yang ada dari berbagai hijab nafsu, hijab diri yang ada dicermin hati kita, dengan membersihkan hijab diri itu bisa melihat rahasia keindahan dan kekayaan sir didalam diri ).

Maka dengan tegas Abah Anom menjelaskan akan sesat pada awal langkahnya’. itulah pentingnya Imam , sebagai penuntun didalam perjalanannya. Dan Alhamdulillah kita masih punya serta masih tersambung dengan Guru Mursyid Pangersa Abah Anom dan sampai ke -Silsilah selanjutnya penerusnya yaitu Pangersa Abah A os, dan kita harus yakin karena kita duduk bersama-sama dengan Ahli Yaqin.

Wa kafaa syarofan lithoriiqihim annuuro niyyi anna sayyidanaa musa ‘alaihissalaam, Wa huwa minal mursaliin uuliil’azmi, tholabahu minal khidlir ‘alaihissalam.

Cukup untuk menunjukkan kemuliaan perjalanan Thoriqoh para syeikh-syeikh sufi yang selalu memantulkan cahaya. Sesungguhnya Nabi Musa As yang termasuk Rosul Ulil’azmi.
(yang termasuk Ulil’azmi yaitu :
Nabi Mumahmmad Saw, Nabi Ibrohim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As, Nabi Nuh As).
Nabi Musa As meminta ilmu tersebut kepada Nabi Khidir As, diabadikan didalam Al Qur’an surat Kahfi ayat : 66 :
wa qola lahu : ‘Hal attabi’uka ‘alaa an tu’allimani mimmaa ‘ullimta rusydaa’.

Nabi Musa As berkata : “ Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku Rusyd ( ilmu yang benar ) diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?.Ini pelajaran besar didalamnya, Nabi Musa As yang sudah diberi kemuliaan, termasuk Rosul yang termasuk Ulil’azmi masih mau mencari, mengikuti, Guru Pembimbingnya yaitu Nabi Khidir As . A palagi yang bukan Nabi, yang bukan Rosul, yang hanya orang biasa masih juga tidak mau mencari dan mengikuti Guru Mursyid seorang Imam yang Arif Billah .

Nabi Musa As walau pun sudah mendapat predikat tertinggi tidak terhijab oleh pangkat ketinggiannya, tidak merasa gengsi atau tidak bersikap angkuh untuk ikut kepada Nabi Khidir As.Wa hadzaa aqwaa daliilin ‘alaa wujuubi tholabit tashuwwuf wa huwa ‘ilmu aadabil qulub min ahlihi.
Ini adalah petunjuk yang paling kuat, akurat, dan yang menunjukkan wajib untuk mencari Tashowwuf .(Abah Anom mendifinisikan Tashowwuf itu Ilmu Adab (ilmu akhlak, etika, sopan santun) ).

Belajar Tashowwuf harus kepada A hlinya, yang tahu obat yang paling mujarab untuk mengobati segala penyakit-penyakit hati.

# idza lam yakun linnafsi syaikhun lahu hudaa # yu addi buhaa birruuhi za ghot’anissairi #
# Bila seseorang tidak mempunyai seorang S yaikh yang telah memperoleh petunjuk # Yangmendidiknya dengan ruh, maka ia akan tersesat dijalan #

#Wa laa ya’burul bahrol khidlma wanawaahu # siwaa maahirin yad riil malaahata fiil bahri #
# Tak akan ada yang dapat menyebrangi dan mengarungi lautan lepas # Selain orang yang tahu benar bagaimanaberlayar di lautan #   

#Wa lau lattishoo lul kahrobaa I bi ash liha # ‘alaa maujatit tayyaa ri maa nuuru haa yas rii #
Andai tak ada hubungan listrik dengan sumbernya#melalui gelombang aliran, tentu cahayanya tak akan bersinar #.

Mudah - mudahan kita terus istiqomah ikut Mursyid Fii Hajal Zaman dan mudah-mudahan kita diaku oleh Beliau, dijadikan murid yang istiqomah, menjadi murid yang tidak sebatas bisa membangga-banggakan Guru tetapi menjadi murid yang bisa dibanggakan oleh Guru...aamiin.(*)