DUNIA UNTUK AKHIRAT
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia, segala bisnis yang ada di dalamnya, perniagaan, pekerjaan, juga permasalahan, kesulitan, persoalan hidup, cita-cita, planning, tujuan, oretan marketing, oretan organisasi, impian keluarga, diri pribadi, semua apa yang ada di dunia ini, seusungguhnya apa?
PERLUKAH KITA BERTHORIQOH ?
Habib Luthfi menerangkan bahwa qalbu manusia merupakan tempatnya lalai. Kelalaian inilah yang mengakibatkan seseorang itu berbuat hal yang tidak diridhai Allah dan tidak disukai Rasulullah Saw.
DI BALIK KETIDAKTAHUAN
Alloh memberi apa yg kita butuhkan, bukan apa yg kita inginkan. Lakukan bagianmu saja, dan Alloh mengerjakan bagian NYA.
Tentang DZIKIR yang Membekas
Dzikir yang mampu mengubah kehidupan menjadi lebih baik itu ialah Dzikir yang memenuhi syarat-syarat berikut:
DZIKIR SEBAGAI JALAN PENEBUSAN DOSA
”Mereka tidak berhak mendapat syafaat, (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi (Alloh) Yang Maha Pengasih.” (QS. Maryam/19 : Ayat 87)
30 Mei 2016
Menempuh Jalur Sufi Tanpa Guru Akan Sesat
28 Mei 2016
Guru Mursyid
KH. M. Abdul Gaos Saefulloh Maslul (Abah Aos) |
24 Mei 2016
Prof. DR. KH. Jujun Junaedi " Shalat Mereka Di Sekitar Baitullah Itu, Lain Tidak Hanyalah Siulan Dan Tepuk Tangan"
Prof. DR. KH. Jujun Junaedi bersama pengurus Yayasan Serba Bhakti Al Gaylanie |
Sejak usianya baru empat tahun, Jujun telah mulai menapaki karirnya sebagai seorang ‘Ajengan Cilik’. Bahkan cerita tentang lahirnya mubalig cilik, sempat menggegerkan tatar Pasundan.
Sekitar tahun 1970-an, nama Jujun telah menarik perhatian umat Islam. Gebrakannya cukup berhasil, sehingga pada waktu itu, banyak masyarakat yang membicarakan Jujun sebagai ‘anak ajaib’. Dakwah-dakwah KH. Jujun Junaedi yang unik sangat digemari masyarakat, terutama orang Sunda. Ciri khas-nya tidak banyak dimiliki oleh kebanyakan mubalig lainnya.
Pada kesempatan berkunjung di kota Palembang, 31 Januari 2016 seusai mengisi acara dan tausiyah "Damai Indonesiaku" di masjid Agung Palembang yang di gelar tv One, KH.Jujun Junaedi menyempatkan waktunya untuk menyambangi saudara seperguruannya K.H. As'ad Balkhi (Wakil talqin TQN Suryalaya) di Banten IV Plaju, dan memberikan tausiyah pada acara Manaqiban yang diadakan di masjid Nurul Yakin Banten Plaju Palembang.
Dalam tausiyahnya pada Manaqiban di Masjid Nurul Yakin Banten Plaju Palembang K.H.Jujun Junaedi mengatakan, thoriqoh itu amalan bukan aliran, maka dari itu kita harus senantiasa mengamalkan ajaran thoriqoh (TQN Suryalaya) yang kita pelajari selama ini dan senantiasa ber-istiqomah, dan sebagai orang yang sudah ber-thoriqoh, salah satu tugas kita adalah bagaiman kita bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat yang tidak mengetahui apa itu Thoriqoh.
Menurut K.H. Jujun Junaedi, dzkir yang paling afdhol dan utama adalah "La ilaha illallah", kalimat “Laa ilaha illallah” merupakan rukun Islam yang pertama, dan para ulama menjelaskan bahwa makna di dalam ayat ini menunjukkan bahwa kalimat “la ilaha illallah” itu adalah hal pertama yang wajib diketahui dan didahulukan dari rukun Islam yang lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi siapa saja yang mengucapkan “la ilaha illallah”, dan dia berharap wajah Allah dari ucapannya tersebut.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
K.H.Junjun Junaedi juga mengatakan , dengan mengamalkan dzikir, khataman, manaqiban dan amal shaleh yang lain baik secara lahiriyah maupun batiniah, maka Allah akan mengabulkan hajat-hajat kita. Amalkan dengan ikhlas dan bersabarlah. Dan salah satu ilmu yang telah diberikan oleh Pangersa Abah adalah dzikir Khofi. Setiap pekerjaan baik yang kita laksanakan, apabila diiringi dengan ingat kepada Allah, maka akan bernilai ibadah, tanpa diiringi dengan ingatan kepada Allah, meskipun shalat di depan Ka'bah, tiadalah artinya. "Shalat mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepuk tangan... [al-Anfal (8) : 35]
Oleh karena itu, marilah kita tunaikan shalat, laksanakan tugas sehari-hari disertai dengan dzikrullah (selalu ingat kepada Allah di dalam hati).
Seusai memberikan tausiyah-nya di masjid Nurul Yakin Plaju, K.H. Jujun Junaedi beserta rombongan menyempatkan diri bersilahturahmi ke Panti Asuhan Subullussalam yang dipimpin K.H.As'ad Balkhi, setelah berbincang-bincang sejenak dan menikmati durian asal palembang K.H.Jujun Junaedi beserta rombongan berpamitan untuk kembali ke Jakarta.(*)
21 Mei 2016
Dzikir Nasional " Manaqib Qubro "
Sementara Qubro artinya besar, atau sama dengan akbar. Sehingga, kegiatan Dzikir Manaqib Qubro adalah kegiatan Dzikir akbar. ISTIQLAL-JAKARTA, 21 Februari 2016, matahari ceria memancarkan cahayanya yang hangat di seluruh permukaan kota Jakarta, suasana yang kondusif untuk memulai sebuah aktifitas.
Di pusat kota, tepatnya di Masjid Istiqlal, ribuan orang telah memadati masjid kebanggaan bangsa Indonesia. Sebagian besar jamaah wanita mengenakan busana muslimah putih-putih memenuhi sayap kiri aula utama, meninggalkan kesan hamparan landscape salju di atas dataran Kutub Utara. Di sayap kanan, corak warna-warni sangat kentara ditampilkan oleh balutan busana muslim jamaah pria yang menghadirkan keragaman kultur Indonesia.
Pagi itu, 21 Februari 2016 Masjid Istiqlal disesaki jamaah Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya (baca: TQN Suryalaya). Mereka akan menghadiri kegiatan Manaqib Qubra Syekh Abdul Qadir Al Jailani yang akan diselenggarakan di masjid yang menjadi simbol umat muslim Indonesia.
Ribuan jamaah hadir dari berbagai penjuru, 120 buah bus pariwisata yang berkapasitas 40-60 orang dari berbagai Kota dan Kabupaten berdatangan. Dari Ciamis, juga dari Tegal dan Pekalongan. Kota dan Kabupaten Bandung, juga Banten, Lampung dan Palembang. Ikhwan dan akhwat sekitar Jabodetabek berdatangan menjelang acara dimulai, mereka menggunakan transportasi pribadi dan umum.
Kegiatan manaqib sebenarnya sudah sering dilaksanakan oleh Jamaah TQN Suryalaya. Setiap tanggal 11 di semua bulan kalender hijriyah mereka berkumpul di pusat orbitnya, yaitu Pondok Pesantren Suryalaya, Desa Tanjungkerta, Kabupaten Tasikmalaya. Di pondok itu, berdiam Sang Mursyid tercinta, KH. M. Abdul Gaos Saefulloh Maslul atau yang akrab disapa Abah Aos .
Manaqib adalah proses latihan (riyadhah) yang harus dilakukan oleh Ikhwan-akhwat (murid-murid) TQN Suryalaya paling tidak sebulan sekali.
Di dalam ritual riyadhah itu dilakukan rangkaian pembacaan ayat suci Al Qur’an, Tanbih (nasehat) dari Syekh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad (pendiri Pondok Pesantren Suryalaya), Tawassul (rangkaian wirid dan do’a khas TQN Suyalaya) dan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jailani (biografi pendiri Tarekat Qadiriyyah). Kemudian dilanjutkan dengan tausiyah.
Biasanya rangkaian ritual di atas dilakukan oleh lima petugas yang berbeda.(*)