Sangat penting bagi setiap murid berakhlak dengan akhlak gurunya, seperti yang dituturkan datam ringkasan Al-Qur'an, yakni Tanbih, wasiat bagi murid-murid dari Guru kita yang mulia, al-arif billah Tuan Syaikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad melalui Tuan Syaikh Ahmad Shohibulwafa Tajut 'Arifin ra sampai hari kiamat, semoga Alloh memberikan kemanfaatan kepada kami dengan berbagai macam karomat dan barokah kebaikannya di dunia sampai akhirat.
Adanya macam-macam karomat dan kebaikan di tangannya karena dengan selalu mengingat Alloh Subhaanahu wata'aalaa. Oleh karena itu Syaikh al-arif billah menulis satu buku yang berjudul "Akhlaqul Karimah dengan Melanggengkan Dzikir kepada Alloh", isinya membahas bagaimana cara membersihkan hati, hati tidak akan bersih kecuali dengan melanggengkan dzikrulloh, dan tidak bisa dzikrulloh secara terus menerus kecuali dengan hati, karena seluruh anggota badan seperti mata, lisan, telinga, kaki dan lain-Lain tidak mungkin bisa jadi alat dzikir yang langgeng siang malam, pagi dan sore seperti diperintahkan Alloh kepada kita dalam firman-Nya surat al-A'rof ayat 205 :
Wadzkur robbaka fi nafsika tadhorru'an wa khifatan wa dunal jahri minal qowli bil ghuduwwi wal asholi wa la takun minal ghofilina
"Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai."
Kata "udzkur" dalam firman Alloh tersebut memerintahkan dzikir dalam jiwamu, yakni di dalam hatimu. Dan kata "tazhorru'an wa khifatan" merupakan sifat (keadaan) hati bukan membungkukkan badan, karena anggota badan tidak mungkin melakukan ruku', sujud dan duduk dari pagi sampai sore. Dan Alloh menjelaskan dengan sejelas-jelasnya dalam firman-Nya :
"Walaa Takumminal ghofilina"
"Dan janganlah kamu termasuk orang orang yang talai"
Tidak ragu lagi, itu pasti dengan hati saja. Maka apabila salah seorang ber-tazhorru' kepada atasannya, yaitu dilakukan dengan membungkukkan badannya, sedangkan ber-tazhorru. kepada Tuhannya yaitu tazhorru' dengan hatinya, tazhorru' yang abadi dan ukhrowi dalam segala keadaannya, yakni pada waktu berdiri dan duduk dengan hati merasa takut. Dan datang kepada Alloh Subhaanahu wata'aalaa itu dengan hatinya dan takutnya hati dengan kedekatannya hati kepada Alloh Subhaanahu wata'aalaa, dengan itu ia termasuk orang-orang yang muqorrobin (dekat kepada Alloh),dan dekatnya mereka kepada Alloh dengan jalan yang paling dekat, paling mudah dan paling utama menurut Alloh yaitu langgengnya dzikir kepada Alloh baik secara sirr maupun jahar seperti yang telah diambil sayidina 'Ali bin Abi Tholib kw dari Muhammad Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam dan terus bertemu silsilahnya dari beliau serta bertemu sanadnya sampai akhir jaman.
Dengan cara seperti ini maka murid berakhlak kepada gurunya dan anak kepada kedua orang tuanya dan satah satu dari keduanya serta semua keluarga, tetangga, dan sahabat-sahabatnya dan bersama siapapun baik yang kenal maupun yang tidak kenal. Dan tidak ada yang ingin bermusuhan, membenci dan menghalangi kamu dari dzikir kepada Alloh dan sholat kecuali syetan dan hal itu merupakan akhlak yang tercela dan kebalikan dari akhlak yang mulia.
Akhlak terpuji itu akhlak yang telah dilakukan oleh Muhammad Rosululloh Shollallohu wasallam seperti yang telah dituturkan Al-Qur'an surat al-Qolam ayat 4, atau al-khuluqul awwalin (akhlak orang-orang yang terdahulu) seperti firman Alloh SWT datam surat asy-Syu'aro ayat 137,
"In hadza illa khuluqul awwalina"
"(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu."
Semoga kita termasuk golongan orang yang berakhlak dengan akhlaknya Muhammad Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam dan dengan akhlak tuan Syaikh Ahmad Shohibutwafa Tajul 'Arifin ra. Tuan Syaikh Abdul Qodir al-Jailani qs menuturkan, "Manusia yang paling dekat kepada Alloh yaitu mereka yang paling bagus akhlaknya" dan sabda Muhammad Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam, "Tiada suatu yang lebih memberatkan timbangan dari pada akhlak yang mulia." (H.R. Ahmad dari Abi Darda).
Dan diantara akhlaknya ia sangat merendah pada segala perkara padahal ia mempunyai segalanya apa yang ia kehendaki itu dariAlloh Subhaanahu wata'aalaa. (QS.ASsyuaro 22.) Dan beliau selalu bergaul dengan manusia dan shobar menghadapi segala pilara (musibah) yang datang dari mereka, ia tidak pernah mengutuknya melainkan memaafkannya dan memohonkan ampunan bagi mereka dan mengasihaninya,aku yakin seyakin-yakinnya bahwa beliau RA, adalah Al Qibrit, Al Ahmar, belerang merah yang tiada duanya pada masanya.
Kami sangat bersyukur kepada Alloh karena dapat bertemu dengannya dan menjadi pengikutnya.
Insya Alloh kami mengikuti beliau yang sebenarnya pada sesuatu yang telah beliau ajarkan, fatwakan dan talqinkan kepadaku,menurut apa yang kami lihat dan kami dengar dari padanya baik dalam pekerjaannya, ucapannya dan segala keadaannya menurut kemampuan kami karena Beliau berahklak dan akhlaknya Muhammad Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam dan akhlaknya 4 khulafaurrosysiddin yang berkumpul bersama Muhammad Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam dan juga akhlaknya Masyaikh Thoriqot Qodiriah Wa Naqsyabandiyah, semoga Alloh Subhaanahu wata'aalaa, memberikan anugrah kepada kita semua dan di panjangkan usianya, beliau telah menjelaskan kepada kita mengenai akhlak mulia dalam kitabnya yang berjudul, "AL-AHKLAK AL-KARIMAH BIMUDAWAMATI DZIKRILLAH." (*)
*Dikutip dari :
Penyubur Benih Tauhid"
Karya: Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Al Maslul Al Qodiri An-Naqsyabandi Al Kamil